Advertorial

Jika Gunung Api Ini Meletus, Seluruh Penerbangan di Eropa Akan Dihentikan, Ini Alasannya

Mentari DP
,
Aulia Dian Permata

Tim Redaksi

Diketahui, pada tahun 2010, gunung api di dekat Katla, yaitu gunung api Eyjafjallajokull meletus pertama kalinya sejak tahun 1918.
Diketahui, pada tahun 2010, gunung api di dekat Katla, yaitu gunung api Eyjafjallajokull meletus pertama kalinya sejak tahun 1918.

Intisari-Online.com – Warga Eropa saat ini harus siap dengan kemungkinan terburuk.

Hal ini dikarenakan gunung api raksasa Katla di Islandia tengah menunjukkan tanda-tanda akan meletus.

Sebenarnya gunung api meletus adalah sesuatu yang biasa. Namun khusus untuk kali ini, skalanya berbeda.

Diketahui, delapan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2010, gunung api di dekat Katla, yaitu gunung api Eyjafjallajokull meletus pertama kalinya sejak tahun 1918.

Baca Juga : Biadab! 9 Siswa ini Disodomi Kepala Sekolah Mereka Sendiri hingga Alami Depresi Parah

Akibat letusan tersebut ribuan penumpang terdampar karena seluruh penerbangan di Eropa dihentikan dan menyebabkan efek domino di seluruh dunia.

Nah, para ilmuwan takut jika gunung Katla meletus dalam waktu dekat, akibatnya akan sama seperti gunung Eyjafjallajokull.

Ketakutan para ilmuwan cukup masuk akal.

Sebab, sumber letusan Katla tersembunyi di bawah gletser pada ketinggian 5.000 kaki. Hal ini membuat pemantauan aktivitasnya sulit.

Tapi setelah melakukan penelitian selama beberapa tahun para ilmuwan Islandia dan Inggris menemukan teknik pengukuran udara dan tahu jika letusan Katla akan melepaskan karbon dioksida pada skala 'besar'.

Tambahan lain, gunung api Katla memiliki ruang magna yang besar dan bisa menjadi penanda bahwa ia bisa menyebabkan letusan besar juga.

Baca Juga : Banyak yang Salah Kira, Beras Merah Tak Selalu Lebih Sehat Dibandingkan Beras Putih

Sarah Barsotti, koordinator bahaya gunung berapi di Kantor Meteorologi Islandia, mengatakan kepada The Sunday Times bahwa mereka tidak tahu kapan gunung api Katla akan melutus.

“Tidak ada cara untuk mengetahui kapan akan meletus. Dia bisa meletus kapan saja,” terang Sarah seperti dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (23/9/2018).

Evgenia Ilyinskaya, seorang peneliti di Institut Geofisika dan Tektonik di Universitas Leeds, mengatakan Katla melepaskan antara 12 dan 24 kiloton karbon dioksida setiap hari.

Ketika gunung api Katla terakhir meletus 100 tahun yang lalu, ia melepaskan hingga 5% emisi karbon dioksida di langit.

Akibat paling mungkin awan abu yang lebih besar dari Eyjafjallajokull pada 2010 akan menutupi langit Eropa selama beberapa hari.

Baca Juga : Kabar Baik bagi Generasi 90-an, Westlife 'Comeback' dan Segera Rilis Lagu Baru

Artikel Terkait