Sebenarnya, kenapa nama-nama itu dipilih untuk menjadi nama sebuah topan? Apakah itu asal bunyi saja?
Baca Juga : Jonatan Christie Ternyata Punya Niat 'Nakal' Saat Ngepel di Lapangan, Ini Pengakuannya
Berawal dari nama-nama santa
Penamaan badai sejatinya sudah ada jauh-jauh hari. Masyarakat di seputaran Karibia sudah menggunakan nama-nama “aneh” untuk menyebut topan-topan tersebut, meski terkesan sangat serampangan.
Dalam bukunya Hurricane, Ivan R Tannehill, seorang letnan yang banting setir menjadi ilmuwan cuaca, mengatakan bahwa awal penamaan badai banyak terinspirasi dari nama-nama santa perempuan dalam agama Katolik.
Lebih tepatnya adalah santa-santa yang tanggal lahirnya berdekatan dengan tanggal terjadinya badai yang bersangkutan.
Nama Santa Ana, milsanya, dipilih untuk menyebut badai yang terjadi pada 26 Juli 1825 di Puerto Rico.
Amerika Serikat pernah mengusulkan menggunakan titik koordinat untuk menentukan nama badai, tapi itu gagal karena dianggap terlalu rumit.
Alasannya karena metode identifikasi ini rumit dan sistem radio cukup membingungkan yang lebih banyak menyebabkan kesalahan.
Revolusi penamaan badai terjadi di awal tahun 1950-an. Pada 1953, para peramal cuaca mulai menggunakan nama-nama perempuan.
Sistem ini kemudian diadopsi oleh Natioan Hurricane Center untuk memberi nama-nama badai di wilayah Atlantik.
Sistem pemberian nama lantas disempurnakan pada 1979. Tidak hanya nama-nama perempuan, tapi juga nama-nama laki-laki, dengan sistem alfabetik.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR