"Sebaiknya, pilih minuman yang anget-anget aja," saran Titi.
Resep kelima, makan secara bertahap, bukan sekaligus dalam jumlah besar. Setelah pembuka ini, kita tidak disarankan langsung makan nasi. Sesudah salat magrib, barulah nasi dipersilakan.
Tujuannya, memberi kesempatan organ cerna agar tidak terkejut.
Setelah salat tarawih, bisa dinikmati makanan ringan sebagai pelengkap nutrisi. Jika makan besar setelah tarawih, pada saat sahur bisa kehilangan selera makan.
Secara umum, aturan komposisi makanan selama bulan puasa tak beda jauh dengan hari biasa. Komposisi karbohidrat sekitar 50 - 60% dari total kalori, protein 10 - 20%, dan lemak 20 - 30%. ditambah sayur dan buah-buahan sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat.
Bedanya, porsi makan harus diatur seimbang antara saat berbuka, lepas tarawih dan saat sahur. Aturannya sederhana.
Anggaplah seluruh makanan yang kita santap di malam hari sebagai 100%. Saat azan, Titi menyarankan porsi makanan sebesar 10% sebagai pembuka. Selepas salat magrib sampai menjelang tidur, porsinya 50%. Sedangkan saat sahur, porsinya 40%.
Jika punya target menurunkan berat badan, aturan porsi itu harus dikurangi. Misalnya, porsi yang mestinya 50% dikurangi menjadi 40%.
(Baca juga: Cerita Ramadan: Eyad Sabbah, Seniman Palestina yang Mengenang Kekejaman Israel dengan Patung)
Resep keenam, minum cukup air untuk mencegah dehidrasi. Sama seperti makan, minum air pun perlu diatur supaya seimbang. Tiga gelas saat sahur dan lima gelas saat berbuka sampai menjelang tidur.
Pengertian air di sini bukan hanya air putih, tetapi juga minuman lain, misalnya teh atau susu. Segelas teh saat azan bisa dihitung sebagai segelas air. Begitu pula segelas susu menjelang imsak.
Jangan dipaksa
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR