Lira telah kehilangan 30 persen nilainya dalam tiga hari dan jatuh lebih dari 40 persen erhadap dolar sejak awal tahun ini.
Hal tersebut membuat kekhawatiran investor atas independensi bank sentral dan pertikaian diplomatik yang memburuk dengan AS.
Tindakan keras yang dilakukan terhadap media sosial ditopang oleh Presiden Erdogan bahwa AS dan negara lain meluncurkan 'perang ekonomi' terhadap Turki.
Kantor kejaksaan berjanji untuk mengambil tindakan terhadap semua berita, media dan komentar media sosial yang dianggap merongrong aset Turki.
Baca Juga: Temui Yan Xishan, 'Panglima Perang' yang Memproduksi Pabrikan Senjata China
Source | : | cnbc.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR