Bung
Sejak itu namanya dikenal secara luas, terutama para pemuda di Jawa Timur yang merasa terwakili oleh Sutomo. Mereka lalu memanggilnya dengan sebutan akrab "Bung" di depan namanya.
Sebelumnya ia sudah memimpin organlsasi gerakan di bawah tanah di Surabaya. Dan waktu pecaH perang, ia membentuk pasukan dengan nama Barisan Pemberontakan Republlk Indonesia (BPRI), di samping TKR, BKR, TRI dan laskar-laskar rakyat yang telah ada.
Ia dikenal sebagai kepala pasukan yang berani, nekat, tidak kenal kompromi dan pandai membakar semangat.
Baca juga: 7 Sniper Terbaik Dunia, Salah Satunya Adalah Tentara Indonesia, Siapakah Dia?
Waktu pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), pada bulan Jull 1947, Bung Tomo termasuk pendirinya di bawah pimpinan Jendral Sudirman. Perwira lainnya adalah Mayor Jendral Urip Sumohardjo, Mayor Jendral Djokosujono, Mayor Jendral Ir. Sakirman, Laksamana Muda Nasir, Laksamana Muda Surjadarma serta Mayor Jendral Sutomo.
Tapi Jabatan sebagai Mayor Jendral Ini tidak lama ia pegang. Waktu Belanda memberinya alternatip: menjadi militer atau menjadi pemimpin rakyat, Bung Tomo ternyata memillh yang terakhir, karena ia merasa lebih dekat dengan rakyat. Waktu pecan Clash II. la mengungsl ke gunung, tahun 1949.
Sejak Belanda mengakui secara penuh kemerdekaan Indonesia. 1950, ia memutuskan terjun ke dunia polltik. Dldirikannya Partai Rakyat Indonesia, satu-satunya partai polltik yang untuk pertama kallnya memakai dasar Pancasila. Dalam pemillhan umum tahun 1955, partainya gagal karena tiadanya dana dan lalu bubar.
Pernah menjadi Menterl Veteran merangkap Menteri Sosial ('55-'56) dalam Kabinet Burhanudin Harahap. Lalu menjadi anggauta parlemen (DPR) dari tahun '56-'59. Ia dihentikan dari keanggautaannya, karena berani menentang kebijaksanaan Bung Kamo yang menyangkut Nasakom serta pembentukan Dewan Nasional.
Baca juga: Beginilah Perjuangan Merebut Irian Barat, Bertempur dan menyerang Dari Dalam
Sekolah lagi
Sejak menjadi orang sipil. la memutuskan untuk melanjutkan pelajarannya. Ia mendapat kesulitan karena tidak memilikl ijasah resmi HBS (SMA). Tetapi akhirnya ia diterima menjadi mahasiswa dl Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejak 1958 hingga sekarang, kuliahnya di fakultas tersebut belum selesai.
"Tinggal bikin skripst saja," kata Bung Tomo. "Sekarang ini saya baru sibuk membuat skripsi."
Mengapa Bung Tomo begitu bersemangat untuk meneruskan pendidikannya?
"Mengapa tidak? Masa itu berjalan terus. Dan saya tidak mau ketinggalan," jawabnya. "Saya akan melanjutkan pelajaran di bidang lain sepanjang memungkinkan, mungkin dengan hanya studi lewat buku-buku. Agar saya tidak ketinggalan dengan cara berpikir anak muda. Saya senang dan sering berbicara dengan anak muda dengan dasar berpikir mereka."
"Saya menganjurkan kepada anak muda, agar mereka belajar sebanyak-banyaknya. Pergunakan kesempatan serta fasllitas yang ada sekarang ini. Karena saya pernah merasakan bagaimana sulitnya belajar tanpa bimbingan seorang guru serta belajar di bawah penerangan lampu cublik."
Masih berani
Menikah dengan Sulistinah pada tahun 1947. Dikaruniai 3 puteri dan 1 putera. Tien Sullstami, Bambang Sulistomo, Sri Sulistaml dan Ratna Sulistaml. Selaln masih melanjutkan kuliahnya di UI, Bung Tomo sehari-harinya bekerja sebagai notaris.
Baca juga:Bung Karno Pejuang Kemerdekaan yang Justru Semakin 'Sakti' Setelah Dipenjara Oleh Belanda
Perawakannya sedikit gemuk dan agak pendek. Dalam usia 58 tahun ia maslh nampak sehat, penuh optimis, ramah, riang dan kalau berbicara 'meledak-ledak,' penuh ekspresi dan blak-blakan — sebagaimana halnya arek Suroboyo.
Keberaniannya menyatakan pendapat masih tidak banyak berubah. Akhir-akhir ini namanya sering disebut-sebut. Umumnya menghubungkan dengan beberapa kegiatannya yang dinilai sebagai "nyerempet-nyerempet".
Pernah menulis puisi berjudul "Sajak Sepasang Sendok dan Garpu", yang mengungkap kebobrokan situasi sekarang. Keberaniannya menyatakan sikap itu tak pemah meluntur dari dada bekas jendral dan pemimpin pasukan yang pernah mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo pada 10 Nopember 1945 Itu. (dus)
Baca juga: Sangar! Umur 14 Tahun Semaun Sudah Anggota Sarekat Islam dan Memimpin Pemogokan Petani
Source | : | Majalah HAI |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR