Petugas yang menyisir seluruh ruangan menemukan dua utas kabel telepon yang tercabut dari lubangnya serta sebuah botol anggur yang diduga sebagai alat pembunuhan. Sekali lagi, tanpa adanya bukti kaca jendela pecah atau gagang pintu yang rusak, polisi menduga June sudah mengenal pelaku sehingga membiarkannya dengan leluasa masuk ke dalam rumah.
Dari hasil autopsi, polisi menyimpulkan June Roberts tewas akibat cekikan di leher. June diperkirakan tewas waktu pagi di hari tubuhnya ditemukan.
Posisi berlindung dari serangan
Enam belas Maret 1994. Hari itu adalah hari peringatan meninggalnya ayah Julia Whitcombe, Ernest Beebe, beberapa tahun silam. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Julia menelepon ibunya, Dora Beebe, untuk menghiburnya dan menyenangkan hatinya.
Julia menelepon beberapa kali namun tak mendapat jawaban. Dia lalu memutuskan untuk mendatangi apartemen sang ibu untuk menemuinya.
Kecemasan Julia atas ketiadaan kabar dari ibunya rupanya terbukti. Hari itu, seorang teman pria yang membuat janji bertemu dengan Dora mendatangi apartemennya karena Dora tak kunjung datang ke tempat mereka janji bertemu.
Ternyata si teman pria menemukan hal yang mengejutkan di apartemen Dora. Pintu tak terkunci dan saat dia melongok ke dalam kamar mandi, dilihatnya tubuh Dora berlumur darah di lantai kamar mandi.
Dora meninggal dalam posisi seperti bayi meringkuk, seolah-olah sedang mencoba berlindung dari serangan.
Dari ceceran dan noda darah yang menyebar di banyak ruangan, polisi menduga Dora diserang di ruangan lain sebelum akhirnya diseret pelaku ke kamar mandi. Terdapat lima luka hantaman di sekujur tubuh Dora. Polisi menduga, pelaku menggunakan setrika listrik untuk menghajar kepala Dora.
Saat tubuh Dora ditemukan, pihak kepolisian Canyon Lake City masih melakukan penyelidikan atas kasus Norma Davis serta June Roberts, dan belum menemukan titik terang atas identitas pelaku pembunuhan berantai.
Membunuh demi uang dan gaya hidup
Setelah Dorinda Hawkins mendeskripsikan wajah dan fisik penyerangnya kepada polisi, maka sketsa wajah si perempuan berambut pirang segera disebarluaskan. Tak lama, identitas si pembunuh berantai mulai terkuak.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR