Advertorial
Intisari-Online.com- Baru-baru ini para ilmuwan telah ungkap penemuan menarik perihal otak manusia.
Mereka mengatakan bahwa hampir 40 persen orang memiliki ingatan masa kecil yang sepenuhnya fiktif.
Fiktif di sini bukan berarti ingatannya kacau atau tak berurutan, namun benar-benar tidak pernah terjadi sama sekali.
Dilansir dari Science Alert, Rabu (18/7/2018), para peneliti mensurvei 6.641 orang tentang memori paling awal yang mereka ingat.
Baca Juga:7 Rahasia Bugar Vladimir Putin, Salah Satunya Bangun Siang dan Sarapan di Tengah hari
Kemudian 2.487 orang (39 %) mengaku memiliki ingatan paling awal sebelum mereka berusia 2 tahun.
Bahkan 893 orang di antaranya mengaku mengingat kejadian sebelum mereka berusia 1 tahun.
Dan di situlah letak masalahnya.
Sebagian besar orang tidak dapat mengakses memori mereka sebelum usia sekitar 3 atau 3,5 tahun.
Namun otak nampaknya tak tahan untuk 'membohongi' pemiliknya.
Para peserta kebanyakan mengingat memori masa kecilnya dengan penggambaran tentang boks bayi, popok, dan kereta bayi.
Lebih lanjut, mereka mengingat momen berjalan untuk pertama kalinya atau ingin berkomunikasi namun belum tahu cara bicara.
Tetapi para peneliti percaya bahwa kenangan-kenangan tidak masuk akal ini tidak datang dari mana saja.
Baca Juga:Kisah Petapa India yang Pamerkan 'Kesaktiannya' Bisa Hidup Kembali Setelah Dikubur Selama 40 Hari
Memori ini disatukan dari foto-foto, pengetahuan tentang bayi normal, dan cerita yang diceritakan oleh keluarga tentang masa bayinya.
"Ingatan terlalu dini adalah fiktif sebagai representasi mental episodik-memori yang dibentuk dari potongan ingatan dan fakta pengetahuan mengenai masa itu," jelas Shazia Akhtar dari Universitas Bradford di Inggris.
Tetapi hasil penelitian ini juga membuat Anda bertanya-tanya seberapa banyak memori Anda yang telah diubah oleh otak Anda sendiri.
"Intinya, orang yang memiliki memori ini tidak mengetahui bahwa ingatan itu sebenarnya filtif," kata psikolog Martin Conway dari University of London.
Bahkan ketika mereka diberitahu bahwa memorinya keliru, mereka tidak akan mempercayainya.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sistem manusia memungkinkan kita untuk mengingat hal-hal yang sangat kompleks.