Advertorial
Intisari-Online.com – Pembunuhan ngeri atas diri Tsar, isteri dan anak-anak mereka di gudang bawah tanah rumah Ipatiev pada tahun 1917, tidak hilang-hilang dari ingatan orang. Tetapi apakah pembunuhan oleh kaum Bolsyevik itu benar-benar terjadi?
Apakah Tsaritsa dan empat orang putrinya masih dibiarkan hidup lebih lama sedikit?
Anthony Summers dan Tom Mangold dalam "berkas Romanov" (Albin Michel) menceritakan peristiwa itu berdasarkan penelitian kriminal dan sejarah.
Intinya seperti berikut ini yang ditulis oleh Bernard Boringe dari Historia dan dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 1981.
--
Di Moskwa, hari Kamis 18 Juli 1918, Dewan Komisi Rakyat diberitahu: menurut keputusan dari wilayah Sovyet Ekaterinburg di Pegunungan Ural, bekas tsar Nicolas II telah dihukum mati.
"la ingin melarikan diri, sedangkan orang-orang Cekoslovakia (Tentara Putih) mendesak maju, jadi Presidium Komisi Sentral menganggap baik keputusan itu". Demikian dijelaskan.
Keesokan harinya, koran Izvestia memuat keterangan "Algojo bermakota" telah mati. Artikel itu menambahkan bahwa tsaritsa dan empat putrinya telah dipindahkan ke tempat yang aman.
Tetapi keraguan mulai timbul: bagaimana nasib keluarga almarhum Tsar? Dengan segera desas-desus menjalar luas.
Diperkirakan bahwa di Ekaterinburg (sekarang Sverdlovsk), bukan Tsar saja yang dibunuh, tetapi juga seluruh tahanan; tsaritsa Alexandra, putra makota Alexis, grand duchess muda Olga, Tatiana, Maria dan Anastasia.
Demikian juga dokter tsar (Eugene Botkine), seorang tukang masak, seorang pelayan dan seorang pesuruh wanita. Pembunuhan massal itu terjadi pada malam hari, tanggal 16 atau 17Juli.
Delapan hari kemudian, tanggal 25 Juli, Tentara Putih menduduki Ekaterinburg dan dari tempat ini kaum Bolsyevik melarikan diri. Penyidikan tentang pembunuhan massal itu segera dilakukan.
Pelbagai komisaris ditunjuk secara berurutan untuk pekerjaan ini. Yang terakhir, hakim Sokolov, memberi kesimpulan-kesimpulan yang berhasil diterima seluruh dunia.
Baca juga: Menjadi Tsar Pertama Rusia, Ini 7 Fakta Menarik Ivan 'the Terrible'
Pernyataannya didukung berdasar petunjuk-petunjuk dan berbagai kesaksian, sebagian besar dari tangan kedua, kecuali yang didapat dari seseorang bernama Miedviediev, buruh pabrik tua yang dulunya pengawal tahanan-tahanan itu.
Tsar dan keluarganya dikirim oleh Kerinski ke Tobolsk (Siberia Barat) pada bulan Agustus 1917. Di sini mereka relatif aman. Bulan April berikutnya mereka dipindahkan ke Ekaterinburg, ke sebuah rumah orang yang bernama Ipatiev.
Sejak kejatuhan Kerinski dan pengambilan kekuasaan oleh kaum bolsyevik, hidup dalam tahanan menjadi semakin kejam. Perang saudara menimbulkan huru-hara, dan sukses yang dicapai Admiral. Koltchak mengkhawatirkan Kaum Merah.
Pembunuhan massal
Selama musim panas 1918, pertempuran mendekati Ekaterinburg. Apakah kaum kontra revolusioner masih akan membebaskan tsar? Pemerintah Sovyet di wilayah itu mengambil keputusan.
Baca juga: Kuburan Berusia 38 Ribu Tahun Ini Simpan Senjata dan Sesajen Penghantar Jenazah Lainnya
Tanggal 16 Juli mendekati tengah malam, kepala penjaga di rumah Ipatiev, Yourovski, membangunkan para tahanan dan menyuruh mereka berpakaian.
Kemudian ia membawa mereka ke lantai bawah, ke semacam gua yang setengahnya berada dalam tanah (rumah Ipatiev dibangun di lereng bukit), dengan jendela-jendela berkisi yang menghadap ke gudang tanpa jalan keluar.
Atas permintaan Nicolas, Yourovski membawa tiga kursi untuk tsar, tsaritsa dan putra makota yang terkena penyakit Hemophili digendong ayahnya.
Keluarga Romanov ini, dibiarkan mengira mereka akan dipindahkan, jadi tidak tampak terlalu khawatir.
Pemimpin memberi aba-aba. Puluhan orang muncul dengan revolver di tangan, dan segera senjata itu meletus. Dalam beberapa detik, pembunuhan massal terjadi. Saksi Miedviediev tidak hadir waktu pelaksanaan hukuman mati, karena Yourovski menyuruhnya menyampaikan pesan, tapi ia segera kembali.
Ia mengatakan melihat tubuh-tubuh di lantai, bermandikan darah. Ketika ia datang, putra makota masih bernapas. Yourovski mendekatinya dan menembakkan sebutir peluru ke kepalanya. Dan anak tersebut berhenti bergerak.
Beberapa saat kemudian, kesebelas mayat tersebut dibaringkan di atas kain kanvas kemudian dibawa dengan mobil beberapa kilo meter dari kota, ke sebuah tempat yang bernama "Empat Bersaudara", karena ada empat pohon pinus yang tumbuh di tengah lapangan.
Di tempat itu, tubuh-tubuh tadi dilucuti dan dipotong menjadi bagian-bagian kecil. Di atas timbunan berdarah itu, dituangkan gumpalan asam sulfur dan berember-ember minyak. Semua itu dibakar selama dua hari.
Baca juga: Novichok, Racun Saraf CIptaan Uni Soviet yang Ampuh Lumpuhkan Tubuh, Lebih Kuat dari Gas Sarin
Pagi yang ketiga, sisa tulang-tulang dilemparkan ke dalam sumur sebuah tambang yang sudah tak terpakai.
Pada saat penelitian, hakim Sokolov dan para pembantunya menemukan kembali di tambang itu beberapa sisa tulang manusia dan benda-benda milik para korban yang berserakan di hutan.
Kemungkinan besar, perhiasan yang disembunyikan permaisuri dan putri-putrinya di kelima rok mereka, jatuh ke tanah ketika pakaian mereka dilepaskan dari jenazah. Sejumlah batu berharga dikumpulkan oleh pembunuh-pembunuh, sebagian lagi diinjak-injak ke dalam lumpur.
Di situ benda-benda itu ditemukan para penyidik. Mereka juga menemukan salib Zamrud, hadiah ibu suri kepada menantunya.
Di rumah Ipatiev, diangkati lagi dari dalam ruang bawah tanah, sejumlah bekas peluru yang ada di tembok. Orang-orang memperhatikan juga bahwa lantai, walaupun ruang itu sudah dicuci dengan air banyak, masih terdapat bekas-bekas darah manusia.
Beberapa kejadian yang membingungkan
Hakim Sokolov meninggalkan Ekaterinburg pada bulan Juli 1919. Pada masa kemunduran Tentara Putih lebib nyata dan Tentara Merah bersiap-siap mengambil alih kota. Melalui Oms dan Siberia, penyidik-penyidik ini pergi ke Barat.
Sokolov hidup di Paris, kemudian di Amerika Serikat dan kembali serta meninggal di Paris tahun 1924.
Sebagian besar ahli sejarah pada saat ini percaya pada kebenaran pembunuhan massal yang terjadi pada 16 juli 1918. Tetapi pada tahun terakhir ini, dua orang wartawan Inggris dari B.B.C., yaitu Anthony Summers dan Tom Mangold, meneliti masalah ini karena banyak bukti-bukti yang mencengangkan mereka.
Baca juga: Proyek Azorian: Misi Rahasia Howard Hughes yang Melibatkan CIA dan Kapal Selam Soviet yang Hilang
Setelah melakukan penyidikan yang lama dan penuh kesabaran, mereka berhasil menemukan kembali berkas-berkas Sokolov yang berisi laporan-laporan, yaitu catatan yang telah berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain setelah ia meninggal dan yang pada akhirnya sampai ke Universitas Harvard.
Mereka merasa heran dan beranggapan bahwa Sokolov telah mengabaikan kesaksian- kesaksian penting, yang tidak sejalan dengan tesisnya tentang pembunuhan massal di rumah Ipatiev.
Mereka juga menemukan sebuah tas kanvas hitam di Institut Hover (Universitas Stanford) yang berisi dokumen-dokumen yang tidak diketahui dan tidak disinggung-singgung orang. Di atas tas itu tertulis: "Jangan dibuka sebelum tahun 1950".
Berkas-berkas tersebut adalah milik pengacara yang bernama Kazan, yang ikut berperan dalam. penyidikan.
Baca juga: Operasi Barbarossa, Blunder Fatal Hitler yang Mati-matian Wujudkan Impiannya Taklukan Uni Soviet
Kejadian lain juga membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Tampaknya hanya ada sedikit kemungkinan kaum bolsyevik, dengan peralatan yang kurang, dapat menghilangkan hampir seluruh tulang belulang dari mayat yang mereka bawa dari lapangan "Empat Bersaudara" dalam waktu empat puluh delapan jam.
Walaupun berember-ember asam sulfur dan minyak dituangkan, tengkorak-tengkorak, dan terutama rahang dari sebelas korban pembunuhan tidak dapat hancur secara total dalam waktu singkat.
Di dekat sumur tambang ditemukan gigi palsu Botkine (hahya dokter tsar ini yang memakai gigi palsu), tetapi tak ada satu gigipun dari keluarga Romanov yang dapat ditemukan.
Sebaliknya, dari sumur dikeluarkan enam pasahg "lempengan kawat tipis" korset (cocok dengan jumlah enam korban wanita), tetapi kawat tersebut tidak menunjukkan bekas tembakan peluru, hal yang aneh mengingat peristiwa penembakan di rumah Ipatiev.
Kawat itu jelas menunjukkan korban bukan terbunuh oleh tembakan dan tampak aneh bahwa tidak ada di antara mereka yang kena dadanya.
Orang dapat pula bertanya-tanya apakah benar-benar mungkin dapat mengerjakan pembunuhan secara massal dan beruntun di ruangan yang relatif kecil (kira-kira berukuran lima kali enam meter), di tempat mana harus berada dua belas penembak dan sebelas tahanan (dan tiga orang duduk yang membutuhkan lebih banyak tempat).
Apakah di ruang yang sempit itu, orang-orang Yourovski dapat melepaskan tembakan dengan leluasa tanpa mengambil risiko dapat saling melukai di antara mereka.