Advertorial

Proyek Azorian: Misi Rahasia Howard Hughes yang Melibatkan CIA dan Kapal Selam Soviet yang Hilang

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Pada 1974, Howard Hughes, tokoh industri dan inovator pesawat mengumumkan bahwa perusahannya sedang mencari sumber logam berharga yang terletak di dasar lautan.

Sumber logam yang bernama nodul mangan itu nampaknya sungguh misterius dan langka.

Namun, konkrit batuan sumber logam ini telah menjadi subyek perdebatan dan penelitian sejak tahun 1960-an.

Dilansir dari The Vintage News, ahli yang pertama kali menunjukkan potensi ekonomi dari nodul mangan adalah John Mero.

Baca Juga:Suami Istri Ini Jalin Cinta dengan Wanita yang Sama dan Tinggal Serumah

Dia menyatakan bahwa hanya 10 persen dari nodul yang akan ditambang, dapat menyediakan cukup logam untuk kehidupan bumi yang diisi 20 miliar orang selama ribuan tahun.

Setelah mengetahui fakta berharga itu, Hughes mulai membangun sebuah kapal raksasa dan mengirimkannya ke tengah Samudera Pasifik tempat penggalian akan dilaksanakan.

USNS Hughes Glomar Explorer, kapal raksasa itu dilengkapi dengan teknologi penambangan dan menyelam canggih.

Termasuk rig yang menjulang dan peralatan pengeboran terbaru.

Baca Juga:(Foto) Kumpulan Gambar Perang Korea Ini Jarang Diungkap ke Publik, Seram!

Kapal itu dirancang untuk diturunkan sekitar 500an meter di bawah permukaan samudra untuk mencari logam berharga.

Meski nodul mangan menjadi alasan yang sangat bagus, namun alasan ekspedisi sesungguhnya sangat misterius dan konspiratif.

Ini melibatkan CIA dan kapal selam Soviet yang hilang membawa rudal nuklir.

Sekarang, mari kita mulai dari awal.

Baca Juga:Si Kucing Betina Selingkuh Sang Kucing Jantan Patah Hati, Lucu Banget Ekspresinya!

Pada Februari 1968, kapal selam Uni Soviet K-129 dengan rudal balistik tempur mulai berpatroli di Pasifik.

Namun tiba-tiba menghilang pada pertengahan Maret, otoritas angkatan laut Soviet sempat melakukan pencarian tetapi tidak berhasil.

Sementara itu, Angkatan Laut Amerika Serikat berhasil menemukan reruntuhan pada jarak sekitar 150 km di sebelah barat daya Hawaii.

Karena ini adalah masalah yang sangat rumit, AS memutuskan untuk menunggu dan menyusun rencana bagaimana mengambil aset berharga dari musuh pada puncak Perang Dingin.

Baca Juga:Gawat! Rusia Siap Kirim Jet Tempur Su-35 ke Indonesia Tapi Terancam Dibatalkan Amerika

Ini adalah awal dari operasi yang nantinya akan diberi nama Proyek Azorian.

Jadi, Amerika menunggu selama 6 tahun dan dalam waktu itu CIA sedang menyusun rencana untuk mengambil K-129 yang berada di depan mata.

Sehingga, inilah waktu saat Howard Hughes diminta bantuan oleh pemerintah.

USNS Hughes Glomar Explorer dirancang dengan Capture Vechile.

Baca Juga:Hanya Bermodal Stetoskop dan Masker, Remaja Ini Jadi 'Dokter' Selama 5 Bulan

Yakni cakar mekanis besar yang dapat diturunkan ke dasar laut untuk mengangkat bagian kapal Uni Soviet ke dalam palka kapal.

AS yang berambisi untuk mengambl hulu ledak nuklir, buku kode, dan sarana komunikasi angkatan laut Soviet ternyata mendapati hal lainnya.

Mereka hanya dapat mengangkat bagian dari lambung kapal selam dan enam pelaut yang tenggelam.

Bagian yang digali dari kapal selam memuat dua torpedo nuklir, sehingga pihak berwenang memutuskan untuk menyelesaikan operasi ini.

Baca Juga:Kisah Para Tentara Bayaran di Irak: Gajinya Gede Tapi Jadi Sasaran Favorit Pembom Bunuh Diri

Mereka menyatakan bahwa operasi sebagian telah berhasil.

Para pelaut yang ditemukan kemudian diberi upacara pemakaman di laut dengan tubuh terkurung dalam peti mati logam khusus.

Hal itu untuk menghindari risiko bahwa tubuh mereka mungkin telah terpapar radiasi.

Upacara itu difilmkan dan salinan film itu diberikan kepada Pemerintah Rusia pada tahun 1992 dan kemudian diperlihatkan kepada keluarga para pelaut yang meninggal.

Cerita operasi itu telah diterbitkan di The New York Times pada tahun 1975.

Ada juga perdebatan sengit yang secara terang-terangan dicoba CIA untuk mencegah publikasi tentang Proyek Azorian ini.

Baca Juga:Korowai, Suku Terpencil di Papua yang Masih Mempraktikkan Kanibalisme

Artikel Terkait