Advertorial
Intisari-Online.com- Jumat (27/4/2018) pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In.
Pertemuan ini sebelumnya telah disepakati saat kedua delegasi negara bertemu di zona perbatasan Panmujon pada Maret lalu.
Momen bersejarah ini adalah sekaligus usaha untuk mengurangi ketegangan selama puluhan tahun antara kedua negara.
Bahkan ketegangan itu memakan banyak nyawa dalam konflik Perang Korea tahun 1950 hingga 1953.
Baca Juga:Mohamed Salah, Pahlawan Liverpool yang Mengubah Pandangan Rakyat Inggris Terhadap Islam
Setidaknya 25 persen penduduk Korut tewas dan 10 juta jiwa di Korsel menderita.
Perang Korea itu merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang tak patut terulangi.
Dilansir dari The New York Times, berikut gambaran Perang Korea pada waktu itu.
Foto tak bertanggal dari layanan berita resmi Korea Utara ini konon memperlihatkan tentara Korea Utara beraksi selama perang.
Baca Juga:Hati-hati, Jika Alami 7 Tanda Ini, Bisa Jadi Anda Sedang Berurusan dengan Orang Jahat!
Marinir Amerika maju setelah mendarat di Incheon, Korea Selatan, pada tahun 1950.
Pesawat pengebom Amerika B-29 Superfortress menjatuhkan muatan mereka.
Warga sipil Korea Utara setelah pemboman oleh pesawat Amerika atas Pyongyang. Sekitar 25 persen dari populasi Korea Utara diyakini tewas dalam perang.
Marinir Amerika Serikat mundur dari Waduk Chosin di Korea Utara pada tahun 1950.
Baca Juga:Pria Ini Bereksperimen Hanya Tidur 5 Jam Sehari, Inilah yang Terjadi Satu Minggu Kemudian
Tentara dan peralatan sekutu jatuh dengan parasut pada tahun 1951.
Tentara Amerika berperang di jalan.
Seorang tentara Amerika yang menghibur seorang rekan infanteri yang sahabat dekatnya telah tewas dalam aksi di Korea Selatan pada bulan Agustus 1950.
Sebuah shell meledak dekat posisi Marinir Amerika Serikat pada bulan April 1952.
Baca Juga:Rusia Diancam Israel, Sistem Pertahahan Udaranya akan Diserang Jika Dikirim ke Suriah
Seorang anak laki-laki Korea di tengah reruntuhan rumahnya setelah orang Amerika melibas jalanan di Hungnam, Korea Utara, pada bulan Desember 1950.
Konflik dimulai ketika Korea Utara, yang mendapat dukungan dari Uni Soviet dan Cina, menyerbu Selatan pada Juni 1950.
Pada Juli 1953, Amerika Serikat, Korea Utara, dan Cina menyetujui gencatan senjata.
Baca Juga:Pria Pengidap HIV Ini Justru Dibayar untuk Meniduri Ratusan Wanita dalam Sebuah Ritual Pembersihan
Namun Korsel tidak mau menandatanganinya.
Gencatan senjata itu menghentikan konflik militer tetapi meninggalkan para pejuang yang secara teknis masih dalam keadaan perang hingga hari ini.
Sejak saat itu juga tercipta Zona Demiliterisasi yang memisahkan Korut dan Korsel.
Ketika gambar masih merekam dengan baik kepahitan di masa silam, memang sudah seharusnya ketegangan diakhiri.
Baca Juga:Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja