Sejak saat itu, selain barang rongsokan di becaknya, Mbah Sadiyo juga selalu membawa cangkul, cetk, ember berisi pasir dan semen secukupnya.
Saat berangkat pergi mencari barang rongsokan, dirinya menyempatkan berhenti apabila melihat ada lubang di jalan.
Sudah tak terhitung berapa puluh lubang jalan di jalan desa Gondang hinga Banaran sudah ditambal Mbah Sadiyo.
"Harapan saya jangan sampai ada orang lain yang terperosok gara-gara lubang jalan, seperti yang pernah saya alami. Maka saya sisihkan sedikit buat beli semen atau pasir," katanya.
Suka duka pun dialami Mbah Sadiyo. Kadang ada orang yang justru memarahi karena tindakannya tersebut, tapi juga banyak yag berterima kasih dan memberikan minum atau makan.
"Saya niatnya membantu kok, tidak masalah dengan omongan orang lain," katanya.
Sadiyo tinggal di rumahnya di Dukuh Grasak RT 42/ RW 11, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Sragen bersama isterinya, Tumirah (65) dan cucunya. Ketiga anaknya sudah tinggal bersama keluarga mereka masing masing diluar desa.
Mbah Sadiyo masih bersemangat untuk menambal lobang jalan agar tak ada lagi warga yang mengalami musibah. (M Wismabrata)
Baca juga: Dibuat Kecewa, Benny Moerdani Pernah Banting Baret Merah Kebanggaan Kopassus di Hadapan Komandannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR