Beberapa hari sesudah menyelesaikan operasi Condor, Eppler dan kawannya kebetulan beriseng di suatu nightclub. Sepasang mata hitam yang menggairahkan menatapi mereka dalam bahasa undangan yang sukar dielakkan.
Lelaki sebagai mereka, meski agen rahasia sekalipun, karena terbius oleh kecantikan wanita lantas lupa bahwa musuh pun bisa memasang perangkap sebagaimana dia telah menggunakan Fathmy kekasihnya.
Kesempatan diambil. Eppler mengundang gadis penari yang menantang dengan kasihnya itu. Dan di rumahnya sendiri, Eppler beserta kawannya dilayani oleh penari itu dan seorang penari lain yang diajak ikut serta. Acara tidak beda dengan acara Fathmy. Dari cumbuan, cinta, sampai kemabukan alkohol.
Setelah Eppler dan kawannya tak bisa lagi melek, gadis penari yang cantik itu menggeledah seluruh kamar dan di sana ditemukan kode rahasia yang dipakai untuk menghubungi Markas besar mereka di Afrika.
Segera mereka ditawan dan dengan kode para tawanan ini, orang Inggris menyampaikan informasi-informasi palsu tentang rencana pertahanan Inggris.
Percaya atas pesan yang bertanda “Condor”, Rommel mengirimkan tank-tanknya ke Alam Halfa. Di sana jaringan ranjau-ranjau yang raksasa mencerai-beraikan pasukan “serigala gurun pasir” itu.
Dan sebelum mereka bisa mengkonsolidasikan diri, serangan balasan datang menyambar dan mereka terusir dari El-Alamein yang sepi. Dengan kekalahan ini, rontoklah harapan Nazi Jerman untuk menang di Afrika. (Historama November 1965 – Intisari Maret 1967)
Baca juga: Dilarang Bersenda Gurau di Kamp Konsentrasi Nazi di Auschwitz, Membantah Bisa Berbahaya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR