Advertorial
intisari-online.com
Intisari-Online.com -Bagi negara sekecil Singapura yang juga potensi terancam aksi terorisme, khususnya yang datang dari lautan telah menyiapkan pasukan khusus yang konon sekelas Navy SEAL.
Meski merupakan negara kecil, lautan yang mengelilingi Singapura merupakan aset ekonomi yang sangat vital.
Apalagi kalau melihat posisinya sebagai negara pulau yang bersinggungan dengan wilayah perlintasan kapal tersibuk di seluruh dunia, mengharuskan Singapura mengoperasikan unit-unit berkemampuan khusus matra laut.
Pendek kata sebagai negara yang menyadari peranan strategis wilayahnya di dunia. Singapura tak mau kalah dalam soal unjuk kekuatan (show of force) dengan mendirikan pasukan khusus, Naval Diving Unit (NDU) tahun 1971.
Sebagai pasukan khusus yang berkemampuan antiteror NDU berada di bawah naungan AL Singapura (RSN-Republic of Singapore Navy).
Tugas-tugas khususnya antara lain melaksanakan operasi penyelaman, tempur bawah air, pencarian dan penyelamatan (SAR), penyapuan ranjau laut, kontra-sabotase bawah air, hingga tugas peledakan bawah air dan pengamanan jalur pelayaran.
Tugas ini tidak hanya didedikasikan untuk mendukung fungsi RSN tapi secara menyeluruh menyokong kepentingan Angkatan Bersenjata Singapura (SAF / Singapore Armed Forces).
Sebagai kekuatan tempur RSN menaungi empat Komando Darat (Ground Commands) terdiri dari Coastal Command (COSCOM), Naval Logistic Command (NALCOM), Training Command (TRACOM) dan NDU (Naval Diving Unit).
Sementara NDU juga membawahi empat grup terdiri dari Diving School, Clearance Diving Group, Underwater Demolition Group, dan Combat Diving Group.
NDU Bermarkas di Sembawang Camp, fasilitas latihannya antara lain kolam renang berkedalaman 10 m, dilengkapi kaca pemantau bawah air (underwater viewing gallery) yang memungkinkan instruktur memantau jalannya latihan siswa, tower multifungsi, ruangan area tembak 25 m serta fasilitas medis tekanan tinggi (Hyperbaric Medical Facility) untuk mendukung kebutuhan medis khusus para penyelam.
Pendidikan dasar siswa dilaksanakan selama 32 minggu. Dimulai dengan pendidikan latihan dasar militer atau Diklatsarmil (BMT – Basic Military Training) delapan minggu, selam dan demolisi dasar (Basic Diving and Demolition) 20 minggu, serta kursus tempur darat (Land Combat Course) selama empat minggu.
Rampung fase ini, siswa yang lulus akan diberikan pendidikan lanjutan maupun spesialisasi seperti Basic Airborne, Advanced Diving, Combat Medic, EOD (Explosive Ordnance Disposal), dan IEDD (Improvised Explosive Devises Disposal).
Untuk meningkatkan mutu personelnya, NDU banyak melakukan latihan bersama baik dengan pasukan khusus AD AS maupun Special Air Service (SAS) Inggris.
Secara khusus pula latihan dengan suhu demolisi laut US Navy SEAL dilaksanakan secara intens.
Tahun 2001 perwira NDU Kapten Wong Foo Chan yang telah lulus kursus pendidikan US Navy SEAL (1999) menjadi orang asing pertama lulusan terbaik pendidikan Green Barets.
Latihan bersama juga rutin dilakukan dengan Kopaska TNI AL guna menjalin kerjasama di tingkat regional.
Sebagai pasukan katak AL Singapura NDU telah beberapa kali melakukan beragam misi.
Salah satu operasi yang pernah dilaksanakan di Indonesia yakni mengumpulkan reruntuk (salvage operations) pesawat B737 Silk Air Flight 185 yang jatuh di Sungai Musi, Palembang 19 Desember 1997 dan menewaskan 104 penumpangnya.