Intisari-Online.com - Sudah beberapa kali serangan teroris di berbagai lokasi di seluruh dunia dilakukan dengan meledakkan bom paku.
Misalnya saat serangan di konser musik Ariana Grande di Manchester, serangan di stasiun bawah tanah Rusia, dan serangan di berbagai daerah di Indonesia.
Bom paku pernah diledakkan di gereja GBIS Solo pada tahun 2011, di Gereja Petra Jakarta Utara tahun 2001 dan di beberapa kesempatan lain.
Sesuai dengan julukannya, bom paku memang dirakit dengan menambahkan bahan-bahan berupa paku di dalamnya.
Baca Juga: Inilah Bukit Nirbaya di Nusakambangan, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan yang Terkesan 'Angker'
Namun, seringkali juga ditambahkan baut, pasak, pecahan besi tajam, hingga ujung gunting.
Konsepnya adalah untuk menyebarkan pecahan peluru atau biasa disebut frag.
Frag di sini maksudnya adalah paku dan besi-besi tajam yang lainnya yang diisikan ke dalam bom.
Dilansir dari Insider, para ahli peledak menyatakan bahwa potongan frag ini akan terlempar dengan kecepatan yang cukup tinggi setelah dipicu oleh ledakan.
Baca Juga: Urutan Eksekusi Hukuman Mati di Nusakambangan yang Buat Narapidana Tak Kuasa Menahan Tangis
Seorang pembuat bom rakitan akan membuat titik pacu bom (dinamit) dan menyisakan rongga disekitarnya.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR