Advertorial

Bertahun Hidup Kesepian, Kakek 80 Tahun Ini Menyediakan Diri untuk Diadopsi tapi Maut Lebih Dulu Meminangnya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Secara tradisional, manula China dirawat anak-anak dan cucu mereka. Tapi kebijakan negara, juga perubahan sikap remaja di sana, mengubah semuanya.
Secara tradisional, manula China dirawat anak-anak dan cucu mereka. Tapi kebijakan negara, juga perubahan sikap remaja di sana, mengubah semuanya.

Intisari-Online.com -Seorang lelaki tua asal China bertahun-tahun hidup kesepian tapi tak ingin keluar dari rumahnya.

Untuk itu, ia menyediakan diri untuk diadopsi.

Keinginan itu sejatinya sudah ia utarakan kepada tetangganya sejak beberapa tahun sebelumnya.

Nama kakek itu adalah Han Zicheng.

“Pria tua kesepian berusia 80-an tahun. Bertubuh kuat. Bisa belanja, memasak, dan merawat dirinya sendiri. Tidak punya penyakit kronis. Saya pensiunan dari lembaga penelitian ilmiah Tianjin, dengan pesangon bulanan Rp13 juta per bulan,” tulis Han pada sebuah selebaran, Desember lalu.

Baca juga:Mengharukan, Diadopsi Keluarga Belanda 40 Tahun Lalu, Laki-laki Indonesia Ini Akhirnya Bertemu Ibu Aslinya

Seperti dilansir dari Washington Post, Han bersikukuh tidak akan pergi ke panti jompo.

“Harapan saya adalah ada orang atau keluarga baik hati akan mengadopsi saya, merawat saya melewati usia lanjut, dan menguburkan tubuh saya jika meninggal nanti,”lanjutnya.

Seperti disebut di awal, Han, seorang duda yang jauh dari anak-anaknya, telah memberi tahu tetangganya beberapa tahun yang lalu bahwa ia kesepian dan takut mati sendirian.

Secara tradisional, para manula China dirawat oleh anak-anak dan cucu mereka.

Tapi kebijakan satu anak yang diterapkan negara, juga didukung oleh perubahan sikap anak-anak muda, puluhan juta manula seperti Han kini berjuang tanpa dukungan keluarga dalam melewati hari tua.

Suatu saat, selebaran Han yang bertajuk “Mencari seseorang untuk mengadopsi saya” viral di media sosial. Bunyi telepon rumahnya pun tak berhenti berdering.

Setelah itu, ada beberapa keluarga yang singgah di rumah, tapi Han gagal menemukan keluarga yang benar-benar mencintainya.

Ia juga mulai sebal dengan mereka kerap yang mengomel tentang pemerintah juga makanan yang ada di rumahnya.

Han akhirnya meninggal dunia pada Maret lalu, tanpa menemukan keluarga yang benar-benar mau mengadopsinya.

Baca juga:Mengharukan, Pilot Ini Memutar Balikkan Pesawatnya untuk Menurunkan Pasangan Manula yang Ingin Menemui Cucu yang Sekarat

Meski begitu, ada salah satu teman barunya yang mau membawanya ke rumah sakit sesaat sebelum Han meninggal dunia.

Si teman yang mengantar ke rumah sakit ini paling tidak menggugurkan ketakutan Han tentang tidak adanya orang yang menemaninya ketika ajal tiba.

Salah satu putranya, yang tinggal di Kanada, menyangkal pemberitaan beberapa surat kabar bahwa ayahnya kesepian.

Ia juga bersikeras bahwa anak-anaknya telah merawatnya dengan baik—tapi tidak memberikan rincian apa pun yang menguatkan argumennya itu.

Artikel Terkait