Menurut R. Ing. J. Soenarjo pelaksanaan tehnis ialah sebagai berikut : Mula-mula ditentukan garis meredian 141° 0' 0" B.T. dipantai utara Irian secara astronomis. Kemudian berpindah kearah Selatan ketempat-tempat tertentu yang kira-kira dilalui garis meredian tersebut.
Seandainya tempat itu dilalui meredian 140° 0' 12" B.T., maka tanda batas dibuat 12" kearah barat dari tempat itu. Sebaliknya kalau kebetulan 140' 59' 48" B.T., maka tanda batas ditaruh 12" kearah timur dari tempat itu.
Pengukuran seperti ini dikerjakan terus kearali Selatan sampai bertemu dengan sungai Fly.
Sekarang tiba gilirannya untuk menentukan meredian yang melalui sungai Bensbach dipantai Selatan. Setelah itu garis batas itu ditarik keatas terus sampai bertemu dengan sungai Fly juga.
Cara penentuannya sama seperti mencari garis batas dari pantai Utara tadi.
Dengan demikian terdapatlah suatu garis batas yang membujur dari Utara ke Selatan mengikuti meredian 141° 0' 0" B.T., hingga bertemu dengan sungai Fly, mengikuti sebentar sungai tersebut, sampai menyilang meredian muara sungai Bensbach yang terus diikuti sampai dipantai Selatan pada muara sungai itu.
Baca juga: Pesawat yang Pernah Intai Indonesia dan Picu Penyerahan Irian Barat ke Indonesia Itu Siap Pensiun
Survey pengukuran ini tidak mutlak untuk menentukan batas negara. Disamping itu masih banyak survey-survey Iain seperti dibidang antropologf, sosial, ekonomi dll. sebagai bahan kebijaksanaan dalam menentukan tapal batas.
Menurut rencana pada musim kemarau tahun ini atau kira-kira buIan April team pengukur dibawah pimpinan Dr. Ing. J. Soenarjo dan team dari Australia sudah dapat memulai tugas mereka.
Harapan kita agar tugas yang diberikan pemerintah pada ahli-ahli Geodesi Indonesia itu berhasil dengan sukses.
(Ditulis oleh Razak Mamah. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Maret 1966)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR