Berdasar info radar dari AWACS empat jet tempur F-15 C segera terbang untuk melaksanakan penyergapan.
Ketika ketiga MiG-23 sudah terdeteksi secara visual, beyond visual range (BVR), keempat F-15C segera mengambil posisi, mengunci sasaran, dan selanjutnya melepaskan rudal AIM-7 secara serentak.
Dalam waktu sekejap ketiga MiG-23 pun rontok ke tanah.
Hingga Perang Teluk yang berlangsung selama satu bulan itu berakhir sejumlah dogfight terus terjadi dan kemenangan selalu didominasi oleh jet-jet tempur Koalisi.
Sesuai data yang dihimpun USAF usai perang, sebanyak 9 jet tempur Koalisi hancur dan rusak akibat dogfight, sedangkan Irak kehilangan 44 pesawat.
Pesawat-pesawat Koalisi yang mengalami kerusakan akibat sergapan rudal MiG-23 adalah pesawat-pesawat pengebom seperti F-111 dan B-52 G.
Tapi meskipun mengalami kerusakan, pesawat-pesawat pengebom Koalisi masih bisa kembali ke pangkalan.
Tidak hanya jet-jet tempur Irak yang dihancurkan pesawat-pesawat Koalisi, sejumlah helikopter Irak juga jadi korban seperti dua heli Irak yang ditembak dua F-15C menggunakan rudal AIM-7 pada 11 Februari.
Satu heli Irak, Bo-105 hancur setelah dihajar pesawat serang darat USAF, A-10 menggunakan kanon GAU-8 kaliber 30 mm. Pesawat F-14 US Navy juga berhasil menembak jatuh heli tempur Mi-8 Irak menggunakan rudal AIM-9 pada 7 Februari yang sekaligus menandai kill yang terakhir yang dilakukan jet-jet tempur US Navy.
Hancurnya sejumlah heli Irak itu, jelas menunjukkan bahwa dalam dogfight heli tempur sama sekali bukan tandingan jet tempur.
Rupanya heli-heli tempur Irak menjadi sasaran buruan jet-jet tempur Koalisi karena minimnya jet-jet tempur Irak yang terbang untuk berlaga.
Dari sekitar 1000 pesawat tempur yang dikerahkan Koalisi melawan lebih dari 800 jet tempur Irak, duel udara hanya berlangsung singkat mengingat pertempuran di Perang Teluk telah diambil oleh rudal-rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal-kapal perang.
Selain itu, pilot-pilot Irak juga banyak yang tidak terbang dan memilih menyembunyikan jet-jet tempurnya di tempat rahasia untuk menghadapi strategi peperangan berlarut-larut.
Source | : | wikipedia,the avionist |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR