Akibat terkena tembakan sniper yang mengincar kepalanya, telinga kanan SMU Mengko robek.
(Baca juga: Blitzkrieg, Serangan Kilat Legendaris Jerman yang Bikin Prancis Mengakui Kehebatan Jerman)
Kendati peralatan medis yang dibawa sangat terbatas, prajurit PGT lainnya bisa menjahit telinga SMU Mengko hingga utuh kembali.
Dalam perjalanan selanjutnya pasukan SMU Mengko kembali bertemu kelompok pasukan lainnya sehingga memiliki kekuatan yang cukup kuat.
Tetapi ada kendala utama yang harus dihadapi yaitu kekurangan bahan makanan.
Pada 8 Juni 1962, kelompok pasukan SMU Mengko didatangi oleh empat orang penduduk setempat yang mengajak ke kebun untuk mengambil bahan makanan dengan cara menyeberangi sungai.
Tetapi SMU Mengko tidak ikut berangkat dan memerintahkan SU Madrawi bersama sejumlah anggota PGT lainnya berangkat dengan perahu.
Posisi pasukan yang berada di perahu dan di tengah sungai sebenarnya merupakan sasaran empuk bagi musuh mengingat tiadanya perlindungan.
Rupanya empat orang yang menawarkan makanan sengaja dirancang oleh pasukan Belanda yang saat itu berada di seberang sungai.
Ketika sudah berada pada jarak tempak efektif pasukan Belanda pun melancarkan serangan setelah empat orang penduduk yang merupakan mata-mata melompat ke sungai.
Akibat serangan sergapan itu sejumlah personel PGT AU pun gugur termasuk Sersan Udara (SU) I Madrawi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR