Risiko pajanan HPV dan dengan demikian risiko kanker serviks meningkat ketika seseorang memiliki banyak pasangan seksual dan terutama wnaita dengan riwayat penyakti menular seksual, serta merokok.
Wanita dengan kekebalan rendah seperti mereka yang menggunakan Terapi Imunosupresif termasuk steroid, wanita dengan infeski Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau mereka yang berada dalam kategori pasca transplantasi, juga berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Dr. Uma Dangi, Konsultan Onkologi Medis, Rumah Sakit Fortis, berbagi beberapa petunjuk penting tentang kanker serviks, seperti dilansir dari thehealthsite.
Gejala kanker serviks meliputi:
- Bercak atau pendarahan vagina yang abnormal.
- Pendarahan dari vagina pada wanita yang telah mencapai menopause membutuhkan evaluasi segera untuk menyingkirkan kanker serviks atau endometrium.
- Nyeri perut bagian bawah atau nyeri dan perdarahan setegalh hubungan seksual.
Bila dihadapkan pada gejala-gejala tersebut, ia harus segera berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan evaluasi menyeluruh untuk menyingkirkan kanker serviks.
Baca Juga : Kiat Endang Widati Bertahan dari Kanker Serviks Selama 20 Tahun
Pentingnya Skrining PAP Smear
Untungnya, kanker ginekologi ini bisa dicegah melalui penyaringan dan vaksinasi dini.
Penapisan dilakukan dengan menggunakan tes yang disebut ‘Pap smear’.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR