Advertorial

Hari Kanker Sedunia 2019: Ini yang Pelu Kita Ketahui Tentang Kanker Serviks

K. Tatik Wardayati
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Hari ini adalah Hari Kanker Sedunia. Diketahui kanker serviks adalah pembunuh ke-2 pada wanita setelah kanker payudara.
Hari ini adalah Hari Kanker Sedunia. Diketahui kanker serviks adalah pembunuh ke-2 pada wanita setelah kanker payudara.

Intisari-Online.com – Tanggal 4 Februari, diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Hari Kanker Dunia tahun 2019 ini mengambil tema “Aku dan Aku Akan”.

Maka kita perlu mengetahui poin-poin penting tentang kanker serviks.

Bagian bawah rahim disebut sebagai ‘serviks’ dan kanker yang mempengatui bagian ini dikenal sebagai ‘kanker serviks’.

Sesuai statistik Globocan 2019, kanker serviks adalah kanker yang paling umum ke-2 di antara wanita di India.

Baca Juga : Bukan Hanya Karena Seks Bebas, Kanker Serviks Dapat Diakibatkan oleh Banyak Hal!

Hampir 100.000 kasus baru kanker serviks terdeteksi di India setiap tahun.

Sementara berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat lebih dari 92 ribu kasus kematian akibat kanker terjadi pada tahun 2014.

Sebanyak 10,3 persen merupakan jumlah kematian yang disebabkan oleh kanker serviks.

Menurut laporan WHO, kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang didapat secara seksual, dengan beberapa jenis Human Papilloma Virus (HPV).

HPV adalah infeksi virus yang paling umum pada saluran reproduksi.

Kebanyakan wanita dan pria yang aktif secara seksual akan terinfeksi pada suatu saat dalam kehidupan mereka dan beberapa mungkin terinfeksi berulang kali.

Baca Juga : Tak Kuasa Derita Kanker Serviks Menahun, Wanita Ini Minta Seorang Teman Menabraknya

HPV ditularkan secara seksual tetapi seks penetrasi tidak diperlukan untuk penularan; kontak genital adalah cara penularan yang dikenal dengan baik.

Risiko pajanan HPV dan dengan demikian risiko kanker serviks meningkat ketika seseorang memiliki banyak pasangan seksual dan terutama wnaita dengan riwayat penyakti menular seksual, serta merokok.

Wanita dengan kekebalan rendah seperti mereka yang menggunakan Terapi Imunosupresif termasuk steroid, wanita dengan infeski Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau mereka yang berada dalam kategori pasca transplantasi, juga berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

Dr. Uma Dangi, Konsultan Onkologi Medis, Rumah Sakit Fortis, berbagi beberapa petunjuk penting tentang kanker serviks, seperti dilansir dari thehealthsite.

Gejala kanker serviks meliputi:

- Bercak atau pendarahan vagina yang abnormal.

- Pendarahan dari vagina pada wanita yang telah mencapai menopause membutuhkan evaluasi segera untuk menyingkirkan kanker serviks atau endometrium.

- Nyeri perut bagian bawah atau nyeri dan perdarahan setegalh hubungan seksual.

Bila dihadapkan pada gejala-gejala tersebut, ia harus segera berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan evaluasi menyeluruh untuk menyingkirkan kanker serviks.

Baca Juga : Kiat Endang Widati Bertahan dari Kanker Serviks Selama 20 Tahun

Pentingnya Skrining PAP Smear

Untungnya, kanker ginekologi ini bisa dicegah melalui penyaringan dan vaksinasi dini.

Penapisan dilakukan dengan menggunakan tes yang disebut ‘Pap smear’.

Dalam tes ini, sel dikumpulkan dari serviks dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan.

Sebelum kanker serviks berkembang, ada pilihan untuk mengobati sel-sel abnormal tersebut.

Pap smear direkomendasikan untuk semua wanita yang aktif secara seksual di atas usia 30 tahun, setiap tiga tahun, hingga usia 65 tahun, tergantung pada hasilnya.

Selain itu, seseorang dapat mengurangi risiko kanker serviks dengan melakukan praktik seks yang aman, seperti penggunaan kondom dan perawatan infeksi saluran reproduksi yang tepat waktu.

Vaksin yang menargetkan HPV juga tersedia saat ini. Namun, tidak efektif terhadap semua jenis HPV yang menyebabkan kanker, dan vaksinasi bukanlah pengganti skrining.

Wanita yang belum pernah terpapar infeksi HPV cenderung mendapat manfaat lebih dari vaksin.

Vaksinasi ini diberikan kepada anak perempuan berusia antara 9 – 14 tahun, semua orang tua yang memiliki anak perempuan dalam kelompok usia ini bisa membicarakan dengan dokter mereka tentang vaksin HPV untuk anak-anak mereka.

Penting sekali untuk mengetahui risiko kanker pada seseorang dan diperiksa untuk deteksi dini, agar dapat membantu melindungi kita dan mencegah kanker berkembang.

Baca Juga : Waspadalah, Virus HPV Penyebab Kanker Serviks Sepeti yang Diderita Jupe Ternyata Bisa Menempel di Alat Kelamin Pria

Artikel Terkait