Pendapat Psikolog
Terkait semua komentar pedas itu, mengapa ada orang yang seperti tidak sudi melakukan hal sederhana dan mengapa ada beberapa kalangan yang pro justru merasa dirinya lebih baik dibanding mereka yang tidak melakukannya?
Menjawab pertanyaan itu, Kompas.com menghubungi psikolog sosial Rizqy Amelia Zein. Setelah Amel melihat pro kontra yang terjadi di media sosial, hal tersebut mengindikasikan dua hal.
Baca Juga : Jangan Sembarangan 'Share' Video Aksi Bunuh Diri! Membagikan Foto atau Video Ada Etikanya!
"Yang pertama terlintas di kepala saya adalah soal empati," kata Amel dihubungi Kompas.com via telepon, Kamis (17/1/2019).
Empati berasal dari kata empatheia yang berarti ikut merasakan.
Dosen pengajar di Universitas Airlangga, Surabaya, itu menjelaskan, dalam psikologi konsep empati sebenarnya sudah muncul sebelum empati itu sendiri.
Tahapan pertamanya, apakah orang dapat mengenali emosi orang lain. "Jadi misalnya ada teman atau saudara sedang sedih, apakah saya bisa merasakan kesedihannya dan tahu bahwa ia sedang sedih, misalnya," jelasnya memberi contoh.
Setelah mengenali emosi orang lain, tahapan selanjutnya manusia akan membayangkan apa yang akan dirasakan saat sedih.
"Setelah itu akan menjadi empati dan akan menjadi perilaku menolong," paparnya.
Berkaitan dengan pro kontra kampanye #BudayaBerberes yang digaungkan KFC, Amel melihat persoalan di sini sebenarnya sederhana, yakni mengapa kita harus membereskan makanan.
"Kalau saya lihat di (kolom) komentarnya, itu enggak salah juga. Memang orang datang ke sana untuk makan dan perusahan juga membayar cleaner. Sebenarnya diberesin atau enggak (oleh konsumen) juga akan tetap dibersihin cleaner, enggak salah juga," ucapnya.
"Ketika kita melakukan itu, seenggaknya kita dapat membantu orang yang melakukan pekerjaannya menjadi lebih mudah," imbuhnya.
Baca Juga : Jangan Sembarangan 'Share' Video Aksi Bunuh Diri! Membagikan Foto atau Video Ada Etikanya!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR