Berawal dari kisah Dheta Aisyah yang mencetuskan sekolah teknologi gratis bernama Binar Academy untuk menghasilkan sosok inspiratif di dalamnya.
Sekolah buatannya itu mengajak siapa pun untuk mengenyam pendidikan singkat megenai teknologi dan informasi yang sungguh berguna untuk menciptakan kedewasaan digital di masa depan.
Baca Juga : Sering Berkeringat di Malam Hari Bisa Dikaitkan dengan Penyakit Berbahaya, Pahami 7 Penyebab Berikut!
Apalagi, Dheta melihat jika orang Indonesia juga begitu kreatif dalam menghasilkan sesuatu terutama di dunia digital.
Tak hanya itu, Dheta juga menggaet kelompok disabilitas untuk turut bergabung.
"Tidak ada persyaratan khusus, yang penting mereka bisa memahami matematika. Dan, mereka datang sendiri untuk belajar," ujarnya.
Sekolah besutannya itu juga menjadi wadah bagi perusahaan digital di Indonesia untuk mencari enginering terbaik.
Beralih dari sana, ada kisah Mayumi sebagai ilustrator buku cerita anak-anak.
Berangkat dari kepedihannya melihat literasi rendah dari anak, Mayumi pun bergerak untuk membuat Pibo.
Baginya membaca dan memahami informasi yang tersampaikan sangat bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa nantinya.
"Setelah masuk ke publishing untuk membuat buku cerita. Kami jadi tahu, bahwa literasi anak rendah itu karena beberapa hal.
Satu, karena psikologis anak jarang diperhatikan. Sering kali misalnya buku anak untuk 5 tahun tapi teksnya berparagraf," jelasnya.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR