Intisari-online.com - Seorang istri bernama Jal Ginn dari Kota Bellingham, Amerika menuntut klaim 15 juta dollar AS atau sekitar Rp200 miliar.
Dia mengklaim atas invasi tidak sah yang dilakukan pada mayat suaminya dan menggapnya sebagai bentuk penodaan mayat dan dugaan pada kematian yang salah.
Melansir dari ABC News, pada Senin (26/11/2018), diketahui mayat atas nama Brdley Ginn Jr disalahgunakan untuk intubasi ilegal.
Hal itu terjadi setelah anggota keluarga sedang menjadi jasad Ginn untuk segera dikirim ke rumah duka.
Baca Juga : Setelah Ditembaki, Tiga Kapal Ukraina Ditahan Rusia, Semenanjung Krimea Memanas
Namun kenyataannya berbeda, mayat Ginn ternyata digunakan oleh Departemen Pemadam Kebakaran Bellingham untuk praktik intubasi.
Sebelas petugas pemadam kebakaran, termasuk dua pekerja kantoran mengaku berlatih memasukan dan melepas tabung pernafasan ke tubuh Bradley Ginn.
Hal itu terjadi sebelum tubuh Bradley Ginn Sr diangkut ke rumah duka pada 31 Juli 2018, seperti dikutip dari The Bellingham Herald.
Akan tetapi, sebuah tinjauan yang dilakukan oleh pengacara Seattle menetapkan hal itu telah menjadi praktik yang diterima oleh paramedis departemen.
Baca Juga : Dari Sendok hingga Kantung Teh, 8 'Senjata' Ini Bikin Wajah Anda Tampak Muda Lagi
Source | : | ABC News |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR