Intisari-Online.com - Senjata biologi sesungguhnya lebih mengerikan dibanding bom nuklir.
Efeknya memang tak langsung mencabut nyawa tetapi lebih dulu membuat seseorang menderita secara perlahan.
Senjata ini dirancang sebagai wahana pengantar bibit penyakit atau kuman dalam jumlah banyak.
Bibit penyakit atau kumannya pun dipilih dari jenis yang mematikan dan sulit diobati.
Meskipun sejumlah badan dunia telah melarang penelitian di bidang persenjataan yang satu ini, sejumlah negara bergeming dan tetap melakukannya.
Berdasarkan temuan ilustrasi kuno, terungkap bahwa perang kuman telah dilakukan sejak abad pertengahan.
Teknik yang dilakukan masih amat sederhana. Kuda yang diketahui mati karena menderita penyakit aneh, dilontarkan dengan ketapel ke wilayah musuh.
Harapannya, penyakit hewan ini menular ke penduduk setempat. Kemungkinan penyakit ini adalah tetanus, yang disebabkan bakteri anaerob Clostridiumtetani.
Cara pengiriman senjata biologi lainnya adalah material biologi (kuman) disiapkan dalam bentuk aerosol. Dalam kaitan ini, berarti ada bagian padat, cair, dan gas.
Untuk itu cara pengiriman yang paling efektif adalah dengan menggunakan kontainer. Kontainer bisa dilontarkan ke wilayah sasaran dengan menggunakan peluru.
Begitu peluru senjata biologi meledak di daerah sasaran senjata biologi berupa kuman itu pun masuk ke tubuh manusia.
Ada tiga cara kuman dari senjata biologi masuk ke dalam tubuh manusia. Pertama melalui makanan atau minuman ke sistem pencernaan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR