"Ada justifikasi yang beredar, pengguna kursi roda cocoknya jaga warung atau reparasi elektronik, tukang pijat, dan lainnya," beber Antoni yang berangkat dari pegawai honorer kemudian diangkat tujuh tahun berselang itu.
Selain itu, Antoni bermimpi untuk membangun pusat penelitian disabilitas di Indonesia.
Dalam pandangannya, Indonesia sebenarnya sudah banyak kemajuan untuk pemenuhan dan perlindungan hak difabel.
Namun, kondisi masyarakat difabel di Indonesia, terutama dari kalangan akar rumput, masih jauh dari apa yang disebut dalam ungkapan living a good life.
Kaum difabel di Indonesia masih harus berpikir sendiri bagaimana caranya bisa terus berjuang di tengah lingkungan dan masyarakat yang masih memandang dengan sebelah mata.
"Implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas secara serius itu perlu. Mereka harus dilibatkan secara aktif dalam berbagai jenjang pembangunan di Indonesia," tukas Antoni. (Dinda Lisna Amilia)
(Baca juga: Bukti Kekuatan Cinta Ibu: Berhasil Kuliahkan Anaknya yang Difabel di Universitas Harvard)
(Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul "Cerita Antoni, Difabel Asal Indonesia yang Menempuh S-3 di Australia”)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR