Salah satu usaha membuktikan bahwa roh bisa bertahan adalah dengan munculnya konsep cryonics teknik penyimpanan tubuh dengan pembukuan untuk dibangunkan lagi suatu saat nanti.
Para pendukung konsep itu percaya sebuah roh harus menunggu di tempat-tempat yang kurang menyenangkan sampai suatu ketika ilmu pengetahuan menemukan teknologi yang bisa mengembalikan fungsi tubuh dan memasukkan kembali roh mereka.
Meski cryonics dianggap sebagai ilmu yang keberhasilannya untung-untungan, teknik ini mencoba menjawab banyak pertanyaan. Seperti apakah roh itu langgeng? Dapatkah ia dimasukkan kembali ke tubuh pemiliknya?
Adakah ilmu yang dapat mencegah kematian dan memperbaiki tubuh yang rusak? Atau menciptakan tubuh baru karena yang bisa disimpan hanya otaknya?
Pendukung cryonics sering unjuk gigi dengan keberhasilannya menghidupkan binatang seperti hamster (sejenis tikus) atau anjing.
Cara kerja mereka adalah dengan menyimpan binatang percobaan tersebut dalam kondisi sedikit di atas titik beku, mengeluarkan darahnya untuk diganti dengan cairan gliserol yang telah diramu untuk mencegah kerusakan sel tubuh pada kondisi suhu rendah.
(Baca juga: Wahai Wanita Bertubuh Gemuk, Berbahagialah Karena Pria Lebih Menyukai Anda. Ini Alasannya!)
Bisa dikatakan, binatang tersebut dalam keadaan mati suri. Selama ini ada beberapa binatang yang berhasil dihidupkan lagi. Namun, percobaan itu masih memiliki titik lemah, karena saat memasuki mesin pendingin, binatang itu rata-rata dalam keadaan sehat dan masih hidup.
Tapi cryonics pun memancing pertanyaan lain. Misalnya, saat kesadaran mereka hilang, apa sesungguhnya yang terjadi dengan rohnya? Lalu, saat ia berhasil dihidupkan kembali, bagaimana kita bisa yakin bahwa roh yang kembali sama dengan yang dipindahkan?
Roh pinjam tubuh
Pendapat bahwa tubuh adalah tempat yang bisa dipinjam, dikuasai, atau diambil alih oleh orang lain telah lahir semenjak awal. Bukari hanya dalam bentuk fiksi, hal itu. Terjadi di kehidupan nyata.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR