Kunjungan Presiden Jokowi ke Afghanistan boleh dikata “meniru cara-cara Bung Karno” baik secara prinsip untuk memperjuangkan perdamaian dunia maupun keyakinan Jokowi akan Tuhan yang “sedang memakai dan melindungi dirinya”.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Dengan prinsip seperti itu maka secara psikologis Presiden Jokowi yakin akan aman saat berkunjung ke negara yang sedang dilanda konflik serta sangat rawan dari sisi keamanan itu.
Keyakinan bahwa dirinya akan aman “karena Sing Kuasa (Yang Kuasa) selalu melindungi” bahkan ditunjukkan Jokowi dengan cara menolak rompi peluru yang harus dikenakannya.
Di bawah pengawasan pasukan Koalisi AS, kunjungan seorang pejabat seperti Presiden ke Afghanistan sesuai standar keamanan memang harus memakai rompi antipeluru.
Tapi dengan enteng Jokowi ternyata menolak mengenakan rompi anti peluru yang beratnya lebih dari 5 kg itu.
Paspampres Senam Jantung
Tapi sesungguhnya Presiden Jokowi yang merasa yakin bahwa rombongannya akan aman ketika berkunjung ke Afghanistan sebenarnya telah membuat pasukan Paspampres senam jantung.
Pasalnya bagi Paspampres mereka tidak memiliki doktrin “yakin aman”.
Pasalnya doktrin sesungguhnya Paspampres dalam tugas mengawal Presiden RI adalah jika kondisi tampak sangat aman justru sedang potensi munculnya ancaman.
Untuk mengamankan Presiden Jokowi dan rombongan yang sedang berkunjung ke Afghanistan memang tidak mudah dan membutuhkan mental baja dan strategi khusus.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR