Warga yang marah memutuskan memanggil polisi untuk menangkap Sada.
Ketika dibawa ke kantor polisi, Sada sangat tenang, dia tidak banyak menjawab, dan tidak juga bertanya.
Bahkan, anehnya, Sada justru meminta biskuit dari polisi tersebut karena dia lapar.
Karena dua kejadian pembunuhan sebelumnya tidak dilaporkan ke polisi, maka Sada hanya dijatuhi hukuman atas satu pembunuhan saja.
(Baca juga: Tak Perlu ke Salon Kecantikan! Hanya dengan Aspirin, Anda Bisa Tampil Cantik dari Ujung Kepala hingga Kaki)
Meski begitu, usianya masih di bawah standar pelaku kejahatan sehingga dia dikembalikan ke rumahnya dan harus menjalani terapi kejiwaan.
Selang setelah dia mengikuti terapi kejiwaan pertamanya, psikiater mengungkapkan bahwa Sada mengalami sebuah gangguan kesehatan mental yang disebut Conduct Disorder.
Kelainan mental ini menyebabkan jiwa Sada yang hanya bisa menerima kebahagiaan dengan cara menyakiti, melukai, atau melakukan hal sadis pada seseorang.
Sayangnya, orang tua Sada terlambat mengetahuinya hingga Sada telah melakukan hal yang kelewat batas.
Tahun 2018 ini, Sada berusia 20 tahun.
Dia menghabiskan hidupnya untuk menjalani terapi dan tinggal di sebuah tempat yang tersembunyi.
Rumor beredar bahwa Sada telah mengganti namanya menjadi Samarjit untuk menghapuskan identitas lamanya.
(Baca juga : Di Balik Nama Gang Dolly yang Melegenda, Siapakah Sebenarnya Dolly?)
Source | : | thepostmortempost.com |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR