Namun, Curdes ternyata belum puas bertempur sebelum pasukan AS benar-benar telah memperoleh kemenangan.
(Baca juga: Rakyat Swedia Diminta Siap-siap Andai Perang Melawan Rusia Terjadi)
Curdes lalu meminta kepada satuannya untuk dikiriim lagi ke medan perang sebagai pilot tempur.
Permintaan Curdes ternyata dikabulkan, dia kemudian tergabung ke dalam unit 4th Fighter Squadron yang saat itu sedang bertempur di kawasan Pasifik (Philipina) melawan pasukan Jepang.
Pada bulan November 1944, Curdes bersama para sejawatnya mulai bertempur di atas udara Philipina menggunakan pesawat tempur AS yang paling canggih di tahun itu, P-51 Mustang.
Karena kekuatan udara Jepang makin melemah Curdes selain bertugas sebagai pilot yang harus siap bertempur di udara juga menjalankan misi tempur menyerang sasaran darat.
Misalnya, menggempur markas tentara Jepang, rel kereta api, mengawal kapal perang AS dari udara, dan lainnya.
Namun demikian pertempuran udara untuk merontokan pesawat Jepang tetap menjadi prioritas Curdes.
Pasalnya bertarung di udara lebih menantang dibandingkan melakukan serangan ke sasaran di darat.
Pada 7 Februari 1945, Curdes yang melaksakan terbang patroli di atas pantai Taiwan berhasil memergoki pesawat tempur Jepang Ki-46 II dan sekaligus merontokkannya.
Keberhasilan Curdes menembak jatuh pesawat Jepang di atas Pasifik itu membuat dirinya menjadi satu-satunya pilot AS yang berhasil menembak jatuh pesawat musuh di tiga front.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR