Intisari-Online.com - Martin Pistorius tampak normal dan sehat saat masih kecil dan sama seperti anak kecil lainnya, dia suka bermain-main dengan elektronik, menonton film kartun.
Namun keadaan berbalik arah saat dia memasuki masa remajanya.
Suatu hari Martin mengeluh bahwa dia sakit tenggorokan, dan hal ini terus berlanjut sampai dia tidak akan pernah merasa sehat lagi.
Seorang dokter mendiagnosis Martin dengan meningitis kriptokokal yang merupakan bentuk tuberkulosis langka yang dapat memengaruhi otak dan memengaruhi kemampuan motoriknya.
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Anjing Suka Mencium Pantat Anjing Lain
Akhirnya, Martin kehilangan kemampuan berbicara dan bahkan tidak bisa melakukan kontak mata.
Joan dan Rodney Pistorius, orangtua Martin, tidak punya pilihan lain selain menerima kondisi anak mereka dan kemungkinan Martin akan meninggal pada usia dini.
Orangtuanya merasa sedih melihat penderiataan Martin yang hanya terjebak dalam tubuhnya sendiri dan mereka hanya bisa melakukan perawatan terbaik untuknya.
Rodney harus bangun setiap dua jam setiap malam untuk membangunkan Martin sehingga dia tidak akan terluka di tempat tidur.
Karena kelelahan setelah beberapa tahun, mereka memutuskan Martin akan dibawa ke pusat perawatan pada siang hari dan akan diambil pada pukul 5 pagi untuk dimandikan, diberi makan, dan ditidurkan di rumah oleh orangtuanya.
Joan dan Rodney cukup frustasi karena terjebak dalam perawatan anaknya dan merasa tersiksa secara psikologis.
Suatu hari, Joan bahkan pernah membentak Martin dan mengatakan agar Martin mati saja.
Source | : | boredomtherapy.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR