Advertorial
Intisari-Online.com -Martin Pistorius tampak normal dan sehat saat masih kecil dan sama seperti anak kecil lainnya, dia suka bermain-main dengan elektronik, menonton film kartun.
Namun keadaan berbalik arah saat dia memasuki masa remajanya.
Suatu hari Martin mengeluh bahwa dia sakit tenggorokan, dan hal ini terus berlanjut sampai dia tidak akan pernah merasa sehat lagi.
Seorang dokter mendiagnosis Martin dengan meningitis kriptokokal yang merupakan bentuk tuberkulosis langka yang dapat memengaruhi otak dan memengaruhi kemampuan motoriknya.
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Anjing Suka Mencium Pantat Anjing Lain
Akhirnya, Martin kehilangan kemampuan berbicara dan bahkan tidak bisa melakukan kontak mata.
Joan dan Rodney Pistorius, orangtua Martin, tidak punya pilihan lain selain menerima kondisi anak mereka dan kemungkinan Martin akan meninggal pada usia dini.
Orangtuanya merasa sedih melihat penderiataan Martin yang hanya terjebak dalam tubuhnya sendiri dan mereka hanya bisa melakukan perawatan terbaik untuknya.
Rodney harus bangun setiap dua jam setiap malam untuk membangunkan Martin sehingga dia tidak akan terluka di tempat tidur.
Karena kelelahan setelah beberapa tahun, mereka memutuskan Martin akan dibawa ke pusat perawatan pada siang hari dan akan diambil pada pukul 5 pagi untuk dimandikan, diberi makan, dan ditidurkan di rumah oleh orangtuanya.
Joan dan Rodney cukup frustasi karena terjebak dalam perawatan anaknya dan merasa tersiksa secara psikologis.
Suatu hari, Joan bahkan pernah membentak Martin dan mengatakan agar Martin mati saja.
Saat Martin berusia 16 tahun, dia mulai sedikit lebih sadar dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, namun masih tidak bisa bicara dan mengerti dengan jelas apa yang dikatakan ibunya.
Terlepas dari kenyataan bahwa dia masih tidak bisa bergerak dan berbicara, Martin mendapatkan kembali kesadarannya.
Dia juga menyadari bahwa dia tumbuh dewasa, meskipun penyakit mulai menyerangnya saat usia 12 tahun, dia masih tumbuh secara fisik.
Meskipun kesadarannya telah kembali, namun keluarganya masih mengabaikannya seolah-olah dia tidak ada.
Sadar bahwa dirinya terperangkap dalam tubuhnya sendiri membuatnya semakin memburuk dan semakin parah seiring berjalannya waktu.
BACA JUGA:Berkenalan dengan Yak, Salah Satu Mamalia Tertangguh karena Sanggup Tinggal di Dataran Tinggi
Sesulit apapun dia mencoba untuk menarik perhatian keluarganya, keluarganya tetap mengabaikannya.
Dia hanya bisa mengabaikan apa yang terjadi padanya dan duduk saja di depan televisi berjam-jam hanya melihat Barney & Friends.
Hal itu menjadi semakin buruk ketka dia berada di tempat penitpan anak, dia dianiaya secara fisik oleh staf karena menganggap Martin tidak bisa memproses semua hal yang mereka lakukan padanya.
Seorang anggota staf bahkan menyiksa Martin secara seksual dengan mensimulasikan seks di hadapannya.
Setelah itu, Martin berusaha bersimpati terhadap ibunya dan berpikir positif yang hal itu justru membantu penyembuhan fisiknya secara cepat.
Dia mulai menyentakkan jari-jarinya dan menanggapi apa yang orang katakan padanya.
Saat berusia 25 tahun, Martin menjadi normal kembali meskipun masih tetap berada di kursi roda.
Dia benar-benar sadar, bisa bergerak sedikit meski masih mengalami keterbatasan.
BACA JUGA:Demi Tangkap Agen Intelijen Rusia, Anggota Intelijen Indonesia Ini Rela 'Sodorkan' Anak-Istrinya
Tahun 2009, Martin menunjukkan tanda pemulihan yang siginifikan dan menikahi seorang wanita cantik, Joanne.
Kini mereka tinggal di Harlow, Montana dan Martin harus terus berusaha untuk mengatasi kecacatannya.
Misalnya, Martin menggunakan synthesizer suara untuk berbicara dengan suara keras, dia juga mempelajari banyak hal yang hilang selama ini seperti matematika dasar dan alfabet.
Martin juga belajar menyetir mobil yang desainnya disesuaikan dengan kondisinya, dan dia bisa lulus tes mengemudi.
BACA JUGA:Menggemaskan! 8 Foto Bayi dan Hewan Peliharannya Ini Akan Menghangatkan Hati Anda !
Dia kemudian menulis buku untuk membantu orang lain mengatasi kesulitan dalam hidupnya dan semua hal yang dia alami selama 13 tahun terkait dengan penyakit yang serius.
Buku otobiografi Martin berjudul Ghost Boy akhirnya diterbitkan tahun 2011 dan menjadi best seller internasional.
Martin juga diundang menjadi pembicara di Talk TEDx Kansas City pada tahun 2015 dan langsung mendapat tepuk tangan meriah.
Saat ini, Martin menemukan kesuksesan besar sebagai perancang dan pengembang website.
Dia memaafkan orang-orang yang telah menyakitinya, termasuk ibunya, karena dia percaya bahwa dia hanya mengungkapkan rasa frustrasinya dan bukan kebencian.
BACA JUGA:Perceraian Makin Marak, Yuk Kenali Neurosis Yang Bikin Perkawinan Tak Harmonis