Banyak peralatan tempur Sekutu seperti alat komunikasi, kapal-kapal kecil, senjata, dan lainnya yang masih berfungsi baik jatuh ke tangan pasukan Jepang.
Kekacauan di pihak Sekutu makin menjadi-jadi karena pasukan Jepang tak hanya bertindak biadap terhadap anggota militer tapi juga kepada penduduk sipil.
Pada tanggal 23 Desember, untuk menghindari akibat yang lebih buruk, komandan Indian 11th Infantry Division, Mayor Jenderal David Murray Lyon dipindahkan dari markas besarnya di Penang.
Saat itu hampir semua wilayah Malaysia bagian Utara jatuh ke tangan Jepang dan keadaan tambah parah karena militer Thailand ternyata malah bergabung dengan pasukan Jepang.
Posisi pasukan Sekutu benar-benar makin terpojok dan tinggal menunggu waktu untuk dihancur-leburkan atau menyerah kalah.
Pada posisi yang sangat kristis itu, pasukan Sekutu masih berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan wilayah Kuala Lumpur.
Tapi karena semangat dan moril tempurnya sudah runtuh, pada tanggal 11 Januari 1942, Kuala Lumpur akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang.
Saat pasukan Jepang melanjutnya operasi sapu bersihnya menuju wilayah Kampar, sisa-sisa pasukan dari 11th Infantry berusaha menghadang dan terjadi pertempuran sengit.
Untuk beberapa hari, 11th Infantry berhasil menahan laju pasukan Jepang.
Tapi perlawanan 11th Infantry justru membuat pasukan menjadi marah dan lebih brutal. Dalam pertempuran akhir di kawasan Slim River pasukan Jepang yang mengamuk membantai ratusan personil 11th Infantry yang sudah tak berdaya.
Memasuki pertengahan bulan Januari, pasukan Jepang terus melabrak kawasan Malaysia Selatan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR