Seperti hari itu di bawah suhu -7°C, bersama Valerntin Sokolov ahli petemakan, Yuri pemilik pondokan bersama anjing Eskimonya, dan Peter, putra Kalashnikov, perancang senjata juga, mereka mengadakan perjalanan perburuan ke kaki Pegunungan Ural, 150 km jauhnya.
Konvoi kecil berupa sebuah mini van dan 2 jip militer, berangkat. Biasanya, Kalashnikov yang duduk di samping putranya, lebih memilih bersikap diam, memandang ke jalan di muka.
Dalam berbicara, ia sangat hati-hati dan tak mau terlibat dalam percakapan yang kontroversial.
Tetapi begitu topik pembicaraan menyinggung soal keluarga dan tanah kelahirannya yang terpencil di Siberia, tempat ia bekerja sebagai juru tulis pada Jawatan Kereta Api Turkestan - Siberia, barulah ia semangat.
"Dua orang kakak perempuan saya masih tinggal di sana," katanya.
"Beberapa tahun lalu para penduduk desa itu membangun patung saya, meskipun dulu mereka tidak tahu apa-apa mengenai pekerjaan saya. Itu rahasia besar," ujarnya.
"Bahkan setelah diproduksi selama tujuh tahun pun, senapan itu masih tetap dirahasiakan. Tidak ada spesifikasi yang dipublikasikan. Selongsong peluru yang sudah ditembakkan pun diambil untuk disimpan. Kadang-kadang saya bertanya-tanya sendiri apa yang terjadi jika perang melawan fasisme (PD II - Red.) tidak pernah terjadi. Mungkin saya cuma jadi perancang mesin-mesin pertanian."
Konvoi perburuan itu singgah di pondok khusus yang disediakan Izhmash untuk para karyawannya. Tapi Kalashnikov enggan berlama-lama di tempat ini.
Maklum, ia terlalu terkenal sehingga tak terlalu disukai para bosnya. Satu-satunya yang bisa menghiburnya tinggal sisa-sisa kebanggaan akan ciptaannya.
"Ini Saiga-MK No. 2," katanya sambil mengeluarkan sepucuk senapan dari tasnya.
"Konstruksinya berdasarkan desain AK-47 yang selalu saya ikuti sepanjang hidup. Nomor 1 disimpan untuk beberapa orang penting, mungkin Presiden Boris Yeltsin."
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR