Padahal desain Kalashnikov muncul dari tempatnya di Izhmash, hanya lewat jalur koneksi. Maklum, semua "teman" Uni Sovyet diberi desain AK-47, sehingga belasan versinya pun bermunculan.
Orang Finlandia membuat versi sendiri, seperti juga orang Israel.
Bahkan senjata Cekoslowakia, model 58, meskipun prinsipnya benar-benar sangat berbeda, dibuat mirip AK, supaya laku.
Hingga hari ini, entah sudah berapa ratus juta senjata yang dibuat dengan gaya Kalashnikov. Satu hal yang tak pernah dibayangkan oleh Kalashnikov ketika ia memulai kariernya di ketentaraan tahun 1941.
Seandainya tak ada PD II
Wajar memang, nama kecil yang amat berperan sering kali justru tenggelam di balik kepopuleran sebuah nama yang sudah terlanjur beken.
Bahkan semangat yang melatarbelakangi awal penciptaanya pun semakin terkalahkan dengan segala tindak kekejian lewat benda ini yang mengatasnamakan kekuasaan dan kemanusiaan.
Adagium ini barangkali cocok dengan kisah Kalashnikov dan senapan AK-47. Kehidupan Kalashnikov jauh dari ingar bingar ketenaran serta reputasi emgs senjata ciptaannya.
Para tetangga di Izhevsk, kota berpenduduk sekitar 635.000 jiwa, mengenalnya tidak lebih daripada seorang pegawai negeri biasa.
Namanya boleh melambung di dunia, tetapi membayar ongkos naik pesawat ke Moskwa saja ia tak mampu. Sejak berdiam di Izhevsk tahun 1949 ia hidup secara sederhana dalam rumah kecil.
Lebih dari 50 tahun lamanya ia mengabdikan diri sebagai pekerja di pabrik senjata Izhmash yang punya karyawan 2.000 orang.
Namun 10 tahun terakhir ini Kalashnikov tinggal sendirian.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR