Upaya suatu negara untuk memproduksi senjata pemusnah massal baik berupa senjata kimia maupun nuklir memang akan sulit dicegah oleh agen rahasia melalui covert mission.
Namun operasi secret mission yang dilancarkan agen rahasia setidaknya berhasil menfeteksi adanya industri senjata pemusnah massal itu. Sewaktu PD II berkobar, Jepang yang berhasil memproduksi senjata kuman bisa dideteksi dinas rahasia Sekutu yang bertugas China.
Berkat bukti itu Jepang menjadi makin berhati-hati untuk menggunakan senjata kumannya lagi akibat adanya ancaman dari AS.
Sejarah peradaban dunia memang telah membuktikan bahwa misi covert mission yang diemban sebuah tim kecil entah itu agen rahasia atau bukan telah terbukti menjadi senjata yang efektif dan effesien untuk menghancurkan kekuatan musuh.
(Baca juga: Mirip Film James Bond, Kakak Kim Jong Un Tewas Diracun Agen Rahasia Korut di Malaysia)
Tapi misi secret mission yang kadang salah informasi atau salah sasaran bisa menjadi malapetaka yang berkepanjangan bagi negara bersangkutan.
Ketika aksi penembakan misterius di gelar di Indonesia banyak dikecam karena kadang orang tak bersalah jadi korban akibat fitnah.
Pelanggaran HAM pun mulai diteriakkan meskipun masih terasa asing dan membuat pemerintah jadi gelagapan sewaktu menanggapinya.
Begitu pula ketika Irak terlanjur hancur akibat info salah dari secret mission yang pernah digelar dinas rahasia AS dan ternyata gagal menemukan bukti adanya industri senjata pemusnah massal. Kesalahan informasi dari secret mission itu telah menciptakan melapetaka berkepanjangan yang sulit diatasi.
Misi dan operasi rahasia yang terus dilancarkan militer AS untuk memerangi terorisme global hingga keberhasilan membunuh Osama Bin Laden pun tetap tidak menyelesaikan masalah karena secret mission balasan yang dilancarkan para teroris juga terus berlangsung dan memakan korban.
Jadi ketika sebuah tim yang mengatasnamakan negara sedang sibuk merancang operasi rahasia, tanpa diduga tim lain yang akan menjadi sasaran dan sering dicap teroris juga sedang merancang operasi tandingan sebagai penangkalnya. Maka tak mengherankan jika publik dunia akan selalu terperangah oleh secret mission yang dlancarkan para pelaku teror yang diluar dugaan dan jauh dari perikemanusiaan.
Serangan teror yang terjadi pada 11/9/2001 dan berhasil menghancurkan gedung kembar di WTC New York dan sekaligus memporak-porandakan Pentagon yang dirancang secara rahasia oleh kelompok Al –Qaeda pimpinan Osama Bin Laden telah berhasil membuktikannya.
Operasi rahasia militer AS dan CIA secara diam-diam telah dipelajari secara cermat kelemahannya untuk kemudian dilancarkan serangan balasan berupa secret operation yang lebih mutakhir atau sekian langkah lebih maju dibandingkan apa yang telah dilakukan oleh intelijen dan militer Amerika-Israel.
Korban secret mission umumnya akan bangkit dan belajar dari apa yang telah mereka alami. Maka tak mengherankan jika secret mission yang merupakan serangan balasan dari para pelaku teror di masa mendatang akan makin canggih, spekatakuler, dan menjadi mesin pembunuh, killing machine, yang sangat mematikan meskipun tokoh utama teroris seperti Bin Laden telah tumbang.
Kematian Bin Laden bahkan menjadi energi para pelaku teror untuk merancang dan melancarkan aksi teror berdasar operasi-operasi rahasia yan pernah dilakukan oleh milter dan intelijen Amerika-Israel.
Seperti bumerang, taktik dan strategi tempur serangan balasan dari para teroris yang mengadopsi taktik dan strategi covert operation AS-Israel telah menjadi senjata makan tuan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR