Intisari-Online.com - Pasukan Nazi Jerman dikenal memiliki pilot-pilot tempur yang luar biasa salah satunya adalah Hans-Ulrich Rudel.
Ketika bergabung sebagai pilot tempur di sejumlah skadron AU Nazi Jerman (Luftwaffe), Hans-Ulrich Rudel sempat mengalami kesulitan adaptasi dan ditempatkan di posisi non kombatan.
Tapi sewaktu Nazi Jerman menyerbu Uni Soviet, Rudel yang menerbangkan pesawat pengebom justru menunjukkan kehebatannya.
Sebagai pilot pesawat tempur pengebom tukik jenis Junkers Ju-87D Stuka, sasaran yang harus dihantam Rudel memang bukan pesawat lawan melainkan tank-tank tempur yang berada di darat.
Tapi jika ada kesempatan sasaran Rudel bukan hanya tank, pesawat lawan atau kapal perang juga bisa dihajarnya.
Pesawat Ju-87D Stuka yang dipiloti Rudel dipersenjatai dua meriam kaliber 37 mm antitank yang terpasang di bawah kedua sayapnya dan bom yang dipasang di bawah fuselage.
Saat sedang berada di udara untuk mencari mangsa, meriam antitank bisa dipergunakan menembak pesawat musuh dan selama kariernya sebagai pilot tempur spesialis pembasmi tank, Rudel berhasil menembak jatuh sembilan pesawat musuh.
Namun, jumlah tank yang berhasil dihancurkan Rudel jauh lebih besar, sekitar 400 unit atau sama dengan kekuatan 3 korps pasukan tank (kavaleri).
Misi terbang tempur yang pertama kali dijalani Rudel pada 23 Juni 1941 ketika Nazi Jerman menggelar Operation Barbarossa untuk menguasai wilayah Soviet.
Sebagai pilot pesawat pembom tukik Stuka, Rudel mulai meunjukkan kemahirannya bermanuver sehingga menjadi pilot paling jempolan di skadronnya.
Ciri khas manuver terbang tukik Rudel adalah menukik vertikal begitu rendah ke sasarannya sehingga rawan oleh tembakan meriam antipesawat musuh.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR