Advertorial
Intisari-Online.com -Seperti sudah bisa ditebak, setelah Korea Utara sukses meluncurkan dua rudal balistik yang melintasi daratan Jepang pada minggu kedua bulan September 2017 ini, militer AS segera berusaha menunjukkan taringnya.
Mereka terlihat seperti harimau yang sedang marah.
(Baca juga:Militer AS Siapkan Pesawat Pengebom Nuklir Siluman untuk Menggempur Korut)
AS makin berang dan sekaligus khawatir karena salah satu rudal balistik Korut yang diluncurkan dan jatuh di Laut Pasifik, jika diukur jangkauannya ternyata bisa mencapai daratan Guam.
Dengan begitu, sesumbar pemimpin Korut Kim Jong-un yang ingin sekali merudal nuklir Guam jelas bukan cuma gertak sambal.
Reaksi AS atas uji coba peluncuran rudal balistik Korut yang makin berbahaya dan keinginan Korut yang ingin mengembangkan program nuklir “melebihi program nuklir AS” ini memang bukan main-main.
Presiden AS Donald Trump sendiri kembali mengingatkan, militer AS bisa menghancurkan Korut kapan saja jika Korut tetap saja bersikeras melakukan uji coba rudal balistik dan peledakan bom nuklir tanpa menggubris sanksi yang telah dijatuhkan PBB.
Reaksi “serius dan keras” AS itu kali ini ditunjukkan dengan menerbangkan pesawat-pesawat tempur paling mematikan di dunia yang terdiri atas dua pesawat pengebom nuklir B-IB Lancer, empat jet tempur siluman F-35B, dan empat jet tempur F-15K ke Semenanjung Korea pada hari Minggu (15/9) lalu.
Konvoi pesawat tempur yang bisa menciptakan “neraka dunia” itu bukan hanya melakukan penerbangan untuk menggertak Korut tetapi juga melepaskan sejumlah bom pintar (smart bomb) penembus bungker.
Latihan pengeboman menggunakan bom sungguhan (bukan nuklir) untuk menghantam target yang berlokasi di Pilsung Firing Range, Gangwon-do, Korsel itu merupakan simulasi bahwa target yang sedang dihantam adalah sasaran vital di Korut seperti pusat peluncuran rudal balistik dan tempat persembunyian Kim Jong-un.
Pengerahan sejumlah pesawat tempur paling mematikan oleh militer AS di Semenanjung Korea itu sekaligus menunjukkan bahwa sebenarnya hanya butuh waktu beberapa detik saja bagi Amerika untuk menggempur Korut.
(Baca juga:Jika Terjadi Perang Dunia III, Negara-negara Ini Dianggap yang Paling Aman, Indonesia?)
Namun tampaknya AS masih ragu-ragu untuk menyerang Korut, pasalnya pecahnya Perang Korea bisa memicu Perang Dunia III, peperangan berskala besar yang sesungguhya tidak siap dihadapi oleh AS dan sekutunya.
Apalagi di berbagai front pertempuran yang masih berlangsung seperti di Suriah, Irak, dan Afganistan, militer AS tidak segera berhasil meraih kemenangan tapi justru makin kewalahan.