Selain berburu, mereka juga melatih serangga tersebut hingga mampu menjadi jangkrik petarung agar harganya semakin mahal.
Bahkan di sana banyak hotel untuk para pembeli jangkrik dari segala penjuru China. Setiap rumah tangga di Sidian terlibat dalam bisnis jangkrik atau lainnya.
Sidian pun menjadi tuan rumah dalam pasaran jangkrik terbesar di China bagian utara.
(Baca juga: Inilah 5 Tas Termahal di Dunia, Nomor 1 Harganya Setara dengan 8 Mobil Ferrari)
Keluarga pemburu jangkrik yang lebih terampil bisa berpenghasilan hingga 100.000 yuan atau Rp198 juta pada bulan Agustus saja.
Tahun 2017 ini, seorang petani dari Desa Caojia, Sidian dilapurkan menjual seekor jangkrik seharga 15.000 yuan atau Rp29,9 juta.
Yang lebih spektakuler lagi, ada gosip terjualnya seekor jangkrik seharga 50.000 yuan atau Rp99,5 juta.
Namun sebuah artikel tahun 2014 di Chinahush, rekor harga jangkrik termahal di Sidian adalah 300.000 yuan atau Rp598 juta.
Sekadar tahu, pada masa lalu jangkrik-jangkrik di Sidian menjadi jangkrik favorit di kalangan kaisar dan bangsawan di China.
Itulah masa-masa keemasan adu jangkrik di negeri tirai bambu itu.
Namun, selama Revolusi Budaya kegiatan adu jangkrik dilarang. Penghasilan warga Sidian pun ikut berkurang akibat larangan tersebut.
Kini kegiatan adu jangkrik berkembang lagi.
Bahkan warga yang sudah bekerja di kota besar pun akan kembali setiap tahun untuk perburuan dan perdagangan jangkrik.
Mereka menyadari bahwa kegiatan itu bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR