Advertorial
Intisari-Online.com – Bert Ramon adalah polisi yang bertugas di Kepolisian Houston, Amerika Serikat.
Walaupun sudah didiagnosis terkena kanker usus stadium 4, ia menolak untuk berhenti bekerja.
Ia memang tidak bisa lagi ikut tugas patroli keamanan kota, melainkan bekerja di belakang meja saja. Namun, saat terjadi Badai Harvey, ia tidak bisa tinggal diam.
(Baca juga:Beginilah Cara Bon Jovi Mengejutkan Penggemarnya yang Menderita Kanker Paru-paru Stadium 4)
Ia menolak duduk tenang di balik meja kerjanya. Pasalnya, ia tahu betapa banyaknya warga yang terjebak dalam bahaya karena Houston mulai dilanda banjir akibat Badai Harvey.
Keluarga, perawat yang membantunya, serta rekan sesama polisi tidak yakin kalau itu adalah ide yang baik. Mereka takut akan kondisi bahayanya bagi Bert.
“Aku cuma katakan bahwa ia tahu sel darahnya rendah. Jadi ia dapat bengkak, memar, dan mudah berdarah,” kata Diana Reed, petugas yang merawatnya.
Namun, Bert menyakinkan dirinya kalau ia baik-baik saja. Jangan menyuruhnya untuk mundur.
“Aku akan pergi ke tempat dimana aku butuh berada,” tegas Bert Ramon pada Diana Reed.
Isterinya, Cindy Ramon juga tidak bisa melarang tekad suaminya. Tidak ada cara yang dapat ia katakan kepada suaminya untuk tidak pergi.
“Tapi ia hanya bilang: “Aku tetap pergi,”” cerita Cindy.
Dilansir dari CBS News, selama 4 hari Bert Ramon membantu tim patroli kota. Ia dan rekannya mengevakuasi sekitar 1500 warga dan anak-anak ke tempat aman.
“Warga adalah yang utama, kami petugas. Itulah yang kami lakukan,” tegas Bert Ramos.
(Baca juga:Gara-gara Seorang Nenek Melempar Koin ke Mesin Pesawat, 150 Penumpang Terpaksa Dievakuasi)
Menurutnya, selama ia merasa baik, ia pun merasa sehat. Ia akan keluar dan bekerja.
“Aku berharap dapat menginspirasi pasien kanker lainnya, jangan biarkan ini menghalangimu. Jika kamu merasa kuat, jangan biarkan kanker mengambil alih semua hidupmu,” tutup Bert Ramon.