Advertorial

Tidak Ingin Berlama-lama dengan Si Manis? Usirlah dengan Tanaman Obat Berikut Ini

Adrie Saputra
K. Tatik Wardayati
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Bila diabetes mellitus sudah melanda, maka diet ketat harus dilakukan. Cara mengobatinya yang lain bisa dilakukan dengan tanaman obat.
Bila diabetes mellitus sudah melanda, maka diet ketat harus dilakukan. Cara mengobatinya yang lain bisa dilakukan dengan tanaman obat.

Intisari-Online.com – Diabetes mellitus atau sakit gula memang sulit disembuhkan, dan membuat penderitanya sengsara. Secara medis ia bisa diatasi dengan diet ketat di bawah pengawasan dokter.

Selain itu, beberapa jenis tanaman juga bisa digunakan sebagai obat alternatif. Beberapa di antaranya telah diteliti secara ilmiah khasiatnya.

Sampai saat ini sudah banyak tanaman yang diketahui mampu melawan kencing manis. Khasiat antidiabetik tersebut telah dibuktikan secara ilmiah atau pun empiris. Bila disebutkan, memang cukup banyak.

Tapi tak semuanya mudah diperoleh. Cuma beberapa yang gampang dicari dan cukup dikenal bagaikan artis beken. Diantaranya adalah.

Baca Juga : Tangan dan Kaki Anda Dingin? Waspadai Peredaran Darah Buruk hingga Diabetes Sebagai Penyebabnya

Bawang merah (Allium oscalonicum) dan putih (Allium sativum)

Bawang merah dan putih memiliki sifat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) dan hipolipidemik (menurunkan kadar lemak darah).

Dalam melawan penyakit ini, bawang putih 10 kali lebih kuat daripada bawang merah.

Buncis

Sayuran ini sebaiknya dimakan oleh penderita diabetes karena mempunyai sifat hipoglikemik, hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol), dan hipotrigliseridemik (menurunkan kadar trigliserida).

Namun, jumlahnya terbatas, yakni 50 – 200 g (bobot mentah) setiap selesai makan.

Baca Juga : Memasak Nasi dengan Minyak Kelapa Dapat Turunkan Risiko Diabetes, Begini Cara Membuatnya

Paria atau pare (Momordica charantia)

Belum ada penelitian di Indonesia. Namun, di Puerto Rico, Kuba dan Santa Domingo, paria telah digunakan secara luas sebagai obat tradisional untuk diabetes.

Dalam ekstrak daun pare mengandung alkohol (95%) ditemukan adanya substansi menyerupai alkaloid.

Adanya pula substansi yang bersifat hipoglikemik, substansi yang terdiri atas kristal-kristal suatu alkaloid, substansi pahit berwarna kuning, dan suat glukosida.

Cara pemakaiannya paria, direbus, lalu airnya diminum 3 kali sehari sesudah makan.

Baca Juga : Kasihan, Karena Kelainan Genetiknya, Bocah 12 Tahun Ini Diperlakukan Seperti 'Paria'

Bungur (Lagerstromia speciosa)

Tanaman berbunga ungu ini dikenal sebagai tanaman peneduh. Efek hipoglikemik bersifat sama dengan yang diakibatkan oleh injeksi insulin. Bagian terbaik untuk obat diabetes adalah daun tua dan buahnya yang sudah masak, karena mengandung “senyawa mirip insulin” terbanyak.

Cobalah resep berikut. Daun bungur tua sebanyak 30 g direbus selama 1 jam hingga airnya tinggal 150 ml. Air rebusan tesebut diminum 3 kali 0,5 – 1 jam sebelum makan.

Duwet (Syzygium cumini)

Baca Juga : Buah Jamblang atau Duwet yang Langka Ternyata Baik untuk Kesehatan Gigi dan Gusi juga Penderita Diabetes

Tanaman yang buahnya menyerupai anggur ini memiliki beberapa varietas. Yang liar disebut duwet kerikil, karena ukurannya sebesar kerikil (diameternya cuma 1,5 cm).

Namun, yang dibudidayakan ada beberapa varietas, yakni duwet biasa (buahnya biru keungu-unguan), duwet ireng (buahnya hitam), duwet daging (buahnya ungu), dan duwet bawang (buahnya putih).

Daun, kulit kayu, bunga, buah, dan bijinya, semuanya bermanfaat. Buah matangnya merupakan astringet (zat yang menciutkan) dan dianggap sebagai obat efektif untuk diabetes.

Sayangnya, buah yang juga disebut jamblang ini berbuahnya musiman.

Dari penelitian, biji duwet mempunyai kekuatan 5,26 – 6,14 unit insulin.

Biji duwet bawang mampu menyembuhkan gejala akibat diabetes macam luka yang sulit sembuh. Itu diduga berkat glukosida phytomelin dalam bijinya, yang mampu mengurangi kerapuhan pembuluh darah kapiler.

Baca Juga : Masih Ingat dengan Jamblang, si Ungu yang Kandungan Antioksidannya Tinggi dan Cocok untuk Penderita Kencing Manis?

Dosis penggunaan bijinya 3 – 4 g/jam atau 3 kali sehari @ 30 g (dalam kapsul).

Atau 7 biji duwet bawang (atau 15 biji duwet biasa) ditumbuk tidak halus lalu direbus dalam 2 gelas air. Air rebusannya diminum sedikit-sedikit sepanjang hari, bisa 2 atau 3 kali sehari.

Daun salam (Eugenia polyantha)

Di dalam daun ini terkandung minyak atsiri (berupa eugenol dan sitral), tanin, dan bioflavonoid.

Untuk menjadikannya sebagai obat, daun salam sebanyak 75 – 100 g direbus dalam 3 gelas air hingga tinggal setengahnya. Airnya disaring dan diminum 3 kali sehari masing-masing setengah gelas.

Daun salam bisa direbus ulang sekali lagi esok harinya sebelum menggunakan daun baru.

Baca Juga : Bukan Sekadar Bumbu Dapur, Daun Salam Juga Punya Banyak Manfaat, Mulai dari Pencernaan Hingga Jantung

Mencegah lebih baik

Bagaimana pun, penggunaan berbagai tanaman tersebut hanyalah salah satu upaya pengobatan yang sifatnya alternatif. Yang terbaik tentu saja pencegahannya supaya penyakit ini tidak keburu datang.

Upaya pencegahan yang cukup penting adalah menghindari kegemukan.

Untuk itu hindari makanan berkadar lemak tinggi, juga yang mengandung pemanis gula murni, misalnya manisan dsb.

Baca Juga : Diet Nasi Dijamin Turunkan Risiko Diabetes dan Obesitas, Tapi Jangan Asal

Akan lebih baik bila mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks. Sekalipun karbohidrat termasuk sumber glukosa, pelepasan gulanya terjadi perlahan-lahan dalam waktu lama.

Makanan berserat juga baik untuk mencegah diabetes, sebab serat bisa mengerem masuknya gula ke dalam darah.

Namun, bila sudah terlanjur “lengket” dengan si manis diabetes, kita sudah tak bisa menghindarinya.

Disiplin berobat ke dokter, melakukan diet ketat, dan berolahraga dengan porsi tertentu akan memperbaiki kualitas hidup penderita.

Bila dirasa perlu, bisa juga dicoba menggunakan tanaman-tanaman obat. (Intisari Oktober 1996)

Baca Juga : Manfaat Lidah Buaya: Obat Kanker, Diabetes, hingga Kolesterol

Artikel Terkait