Advertorial

Kekurangan Membawa Berkah, Orang-orang Cebol di Ekuador ini Kebal Kanker dan Diabetes

Masrurroh Ummu Kulsum
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Meski menderita keainan genetik, hal itu justru membawa berkah bagi mereka.

Di desa-desa terpencil di Ekuador, pada tahun 2016 lalu seperti yang dilaporkan nbcnews, ada sekitar 100 orang yang memegang kunci terobosan medis besar.

Mereka semua menderita sindrom laron, kelainan genetik yang membuat mereka tidak bisa tumbuh lebih dari 4 kaki atau sekitar 100 cm.

Tetapi, sindrom ini melindungi mereka dari kanker dan diabetes, bahkan mungkin penyakit jantung dan Alzheimer.

Baca Juga : Tak Mau Risiko Kanker 'Menghantui' Hidup Anda? Konsumsi 5 Makanan Ini

Guevara-Aguirre, seorang ahli endokrinologi, dan mitra penelitiannya, Dr. Valter Longo, dari Universitas Southern California, pergi ke sana untuk mempelajari hal itu.

"Hanya ada satu pasien yang meninggal karena kanker di antara semua subjek. Dan itu sangat menarik," kata Dr Jaime Guevara-Aguirre, yang telah mempelajari populasi Laron selama 30 tahun.

Seperti salah satu orang penduduk, Merci Valarezo yang pada saat itu usianya 50 tahun namun tingginya 2 kaki (60 cm), dengan berat badannya adalah 57 kg.

Berat badannya itu termasuk dalam obesitas dan tidak sehat, tapi Merci sesehat seseorang yang mengunjungi gym setiap hari.

Merci mengonsumsi makanan pernuh karbohidrat dan lemak, tetapi tekanan darahnya normal.

Meskipun berat badannya terus bertambah, tidak ada tanda-tanda diabetes atau penyakit lainnya pada Merci.

Lain lagi dengan Valarezo yang merasa malu awalnya karena tubuhnya kecil selama bertahun-tahun. Tapi Valarezo akhirnya bangga menjadi bagian dari penelitian itu.

"Dia mengatakan kami telah mengubah hidupnya karena proyek ini," kata Guevara-Aguirre.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari tahu bagaimana menyuling sifat-sifat anti-penyakit Sindrom Laron menjadi obat yang dapat digunakan untuk melawan kanker, diabetes dan penyakit lainnya di seluruh dunia.

Baca Juga : John McCain Meninggal Karena Kanker Otak: Benarkah Main Ponsel 15 Jam Sehari Bisa Jadi Pemicunya?

Sindrom Laron pertama kali diidentifikasi pada tahun 1950 dan hanya ada 350 orang di dunia.

Semuanya berasal dari leluhur tunggal yang memperkenalkan gen mutasi ribuan tahun yang lalu.

Sepertiga dari mereka tinggal di komunitas terpencil di Ekuador, sementara yang lain tinggal di Spanyol.

Berbeda dengan penderita dwarfisme, orang yang memiliki sindrom laron tidak kekurangan hormon pertumbuhan.

Mereka memiliki cacat pada reseptor di hati yang seharusnya mengikat hormon dan menghasilkan zat yang disebut Insulin-Like Growth Factor I (IGF-1).

Pasien laron tidak memiliki ikatan dan tidak memiliki IGF-1 – sehingga pertumbuhan mereka terhambat.

Tetapi, tidak adanya IGF-1 juga dapat mencegah pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang bisa berubah menjadi kanker.

Ini juga menciptakan sensitivitas ekstra terhadap insulin yang berfungsi sebagai perisai terhadap diabetes.

Longo pengaplikasikan laron dalam tikus percobaannya.

Tikus-tikus itu hidup 50 persen lebih lama dan mendapat lebih sedikit penyakit.

Sementara itu, timnya juga menyelidiki teorinya bahwa laron mungkin juga tahan terhadap penyakit jantung dan Alzheimer.

Hasil awal menunjukkan bahwa setidaknya, orang-orang kecil itu tidak memiliki risiko lebih tinggi dari kondisi tersebut.

Baca Juga : 7 Pemukiman Paling Unik di Dunia, Salah Satunya Pemukiman Khusus Orang Kerdil

Artikel Terkait