Di sana para pecandu mutasi sepeda memiliki klub, internet websites, majalah, dan pertemuan rutin untuk tukar pikiran dan saling pamer.
Galeri- galeri seni pernah menggelar pameran untuk menunjukkan beberapa desain terbaik dan ide paling inovatif.
Salah satu sepeda “edan” itu adalah sepeda roda tiga raksasa milik Arthur Dillon. Panjangnya 6,7 m dan tingginya 3,4 m.
Selain itu, DilIon juga memiliki sepeda bulat yang mampu mencapai kecepatan ± 40 km/jam. Sayangnya, sepeda lingkaran ini perlu ruangan cukup luas untuk dikayuh. Pasalnya, dia tidak memiliki rem.
"Kalau dipasangi rem, sepeda ini akan terjungkal," katanya.
Sedangkan Tom dan Sima Traylor memilih sepeda baring tandem. Masing-masing roda memiliki gigi sendiri, tapi putaran gigi yang digenjot pengendara belakang dibalik, sehingga cara mengayuhnya seperti biasa.
(Baca juga: Wow! Pria Ini Punya Koleksi Senjata yang Bisa Digunakan Satu Batalyon Pasukan Tempur)
Dwight Garland III lebih suka meluncur turun di atas sepeda gaya berat yang tak memiliki pedal kayuh (gambar 3).
Menurut penciptanya, Hanebrink, rekor lari sepeda gaya berat ini ± 121 km/jam.
Chava Hernandez membuat sepeda lowrider-nya dari sepeda Schwinn Stingg-Ray dengan menambahkan rantai dan pedal berlapis emas.
Greg de Alba juga menyukai sepeda model ini. Ada tiga unit yang dimilikinya, salah satunya berwarna ungu.
Sepeda pendek ini menggabungkan sistem suspensi buatan sendiri dan tempat duduk sepeda model pisang berukuran ± 50 cm yang populer di tahun 1970-an.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR