Banyak pengungsi yang tidak punya tempat berlindung dan badan-badan bantuan berpacu untuk menyediakan air bersih, sanitasi dan makanan.
"Orang-orang datang hampir tanpa membawa apa pun, jadi harus ada makanan," kata sumber PBB yang bekerja di sana.
"Jadi sekarang kekhawatiran besarnya – dari mana makanan untuk setidaknya orang-orang lanjut usia, anak-anak, perempuan yang datang tanpa suami mereka?"
"Informasi Palsu"
Suu Kyi berbicara lewat telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang menekan dia untuk lebih banyak bekerja membantu 1,1 juta warga Rohingya yang menurut dia menghadapi genosida.
Dalam pernyataan yang disampaikan kantornya di Facebook, Suu Kyi mengatakan pemerintah "sudah mulai membela semua orang di Rakhine dengan cara terbaik yang mungkin" dan memperingatkan kesalahan informasi yang bisa merusak hubungan negara dengan negara lain.
Dia merujuk pada gambar-gambar pembunuhan di Twitter yang diunggah wakil perdana menteri Turki namun kemudian dihapus karena ternyata bukan dari Myanmar.
"Dia mengatakan bahwa informasi palsu semacam yang ditampilkan wakil perdana menteri itu hanya puncak dari gunung es besar informasi keliru yang disengaja untuk menciptakan banyak masalah antara negara-negara berbeda dan ditujukan untuk mempromosikan kepentingan para teroris," menurut pernyataan kantornya.
Suu Kyi pada Rabu bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengatakan bahwa dia memiliki keprihatinan sama dengan Myanmar mengenai "kekerasan ekstremis" di Rakhine State.
Pemerintahan Modi mengambil langkah tegas mengenai gelombang pengungsian sekitar 40.000 dari Myanmar selama bertahun-tahun, bulan lalu berikrar mendeportasi mereka semua.
Kekerasan terkini di Rakhine State bermula ketika pemberontak Rohingya menyerang puluhan pos polisi dan satu pangkalan angkatan darat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR