Celakanya, kata Budiawan, tradisi meletakkan obat anti-nyamuk di bawah kita malah seolah mendapat pembenaran karena sebagian iklan obat anti-nyamuk bakar di televisi memberi gambaran seperti itu.
Agar asap yang terhirup sesedikit mungkin, obat anti-nyamuk sebaiknya ditaruh di tempat yang jauh dari kepala, misalnya saja di dekat kaki.
Dengan begitu, kalaupun terhirup, asapnya sudah lebih dulu berdifusi dan diencerkan oleh udara di dalam ruangan.
Selain itu, obat anti-nyamuk bakar disarankan hanya dipakai di dalam ruangan yang punya ventilasi cukup dan memungkinkan adanya sirkulasi udara.
Tidak boleh dipakai di ruangan tertutup.
Alasannya jelas. Jika tidak ada sirkulasi udara, maka semakin lama asap akan semakin pekat dan selama tidur kita akan menghirup insektisida plus karbon dioksida. "Kita 'kan butuhnya asap itu bekerja pada nyamuk, bukan kepada kita," ujarnya.
Baca Juga : Bikin Aksi 'Jangan Lupa Beri Makan Nyamuk', Wanita Siberia Ini pun Mengguncang Instagram
Dua jam sebelum tidur
Prinsip meminimalkan kontak juga berlaku dalam pemakaian obat anti-nyamuk semprot.
Salah satunya, saran Budiawan, penyemprotan ruangan sebaiknya dilakukan sekitar dua jam sebelum tidur.
Setelah disemprot, ruangan ditutup dulu untuk memberi kesempatan insektisida bekerja membasmi nyamuk sekaligus memberi waktu agar konsentrasi insektisida di dalam udara tidak terlalu pekat.
Setelah dua jam, ruangan baru dibuka. Akan lebih baik jika udara juga diberi kesempatan untuk bersirkulasi lebih dulu misalnya dengan cara membuka jendela.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR