Advertorial

Kekuatan Militer Myanmar Sejatinya Makin Tangguh, tapi Sayang Kerap Disalahgunakan untuk Menyerang Warga Minoritas

Moh Habib Asyhad

Editor

Dengan sejumlah pesawat baru yang akan memasuki jajarannya, AU Myamar memang makin mengasah taringya. Tapi sayang...
Dengan sejumlah pesawat baru yang akan memasuki jajarannya, AU Myamar memang makin mengasah taringya. Tapi sayang...

Intisari-Online.com -Pemerintah dan militer Myanmar kembali menjadi sorotan media dan perhatian internasional. Hal ini terkait dengan operasi militer terhadap masyarakat minoritas Rohingya yang berakibat pada jatuhnya korban jiwa.

Apalagi operasi pasukan darat Myanmar yang didukung oleh sejumlah helikopter tempur merupakan operasi militer yang tidak seimbang mengingat targetnya adalah warga yang tidak bersenjata.

(Baca juga:Soal Genosida di Rohingya, Ternyata Indonesia Masuk Daftar 20 Aksi Genosida dengan Korban Jiwa Terbanyak)

Dari sisi kekuatan udara hingga saat ini Angkatan Udara (AU) Myanmar masih memiliki cukup banyak helikopter. Di antaranya 19 unit Mil Mi-2, Mil Mi-17(12), SA 365 Dauphin 2S (5), Mil Mi-24, Bell UH-1 (14), Aloutte III (12), PZL W-3 Sokoi (9), dan 9 unit heli serbu Mi-35 P.

Sebagai helikopter serbu sekaligus pesawat angkut personel, Mi-35P terbukti sangat efektif untuk melakukan operasi tempur antigerilya.

Sekitar 8 pasukan tempur bersenjata lengkap bisa diangkut oleh masing-masing helikopter Mi-35 sehingga operasi tempur antigerilya bersama-sama helikopter transportasi lainnya bisa makin mobil.

Apalagi Mi-35 juga bisa berfungsi sebagai bantuan tempur menggunakan gempuran senjata roket dan senapan mesinnya.

Untuk meningkatkan kekuatan udaranya, khususnya jet tempur, Angkatan Udara Myamar pada awal November lalu juga telah memberikan konfirmasi bahwa pesanan jet tempur JF-17 Thunderyang dibeli dari Pakistan juga telah disetujui oleh China dan Pakistan.

Sebanyak 16 unit jet tempur JF-17 multiperan yang merupakan kerja sama produksi China dan Pakistan ini telah sepakat disetujui oleh ketiga negara dan akan mulai dikirim ke Myanmar pada 2017 ini.

Kehadiran jajaran JF-17 akan menggantikan jet-jet tempur AU Myanmar yang selama ini dioperasikan, yakni MiG-29 dan J-7 M yang merupakan jet tempur serang darat.

Sebagai pesawat yang akan menjadi andalan AU Myamar, JF-17 dilengkapi kanon laras ganda GSH-23 kaliber 30mm, 7 hardpoints (cantelan) untuk memasang persenjataan berupa rudal dan bom serta lainnya.

Total semua persenjataan yang bisa dibawa oleh JF-17 bisa sebanyak 3.700 kg.

(Baca juga:Soal Genosida di Namibia Seabad yang Lalu, Jerman Berniat Meminta Maaf)

Selain itu pada bulan Agustus lalu AU Myanmar juga telah membeli dua pesawat transportasi Y-8F-200W buatan China dan 10 pesawat latih Grob G 120 TP buatan Jerman.

Sebagai pesawat transportasi militer, Y-8F juga bisa dioperasikan sebagai pesawat SAR sekaligus pesawat pengintai untuk mengamati target yang berada di lautan.

Dengan sejumlah pesawat baru yang akan memasuki jajarannya, AU Myamar memang makin mengasah taringya.

Artikel Terkait