Soal Genosida di Namibia Seabad yang Lalu, Jerman Berniat Meminta Maaf

Moh Habib Asyhad

Editor

Soal Genosida di Namibia Seabad yang Lalu, Jerman Berniat Meminta Maaf
Soal Genosida di Namibia Seabad yang Lalu, Jerman Berniat Meminta Maaf

Intisari-Online.com -Tak hanya terhadap etnis Yahudi dan Gipsi di Eropa, fakta sejarah juga membuktikan bahwa Jerman pernah melakukan genosida terhadap suku asli di Namibia seabad yang lalu. Soal ini, Pemerintah Jerman kabarnya berniat meminta maaf kepada otoritas terkait.

Meski demikian, tegas Kementerian Luar Negeri Jerman, permintaan maaf itu tidak akan membuat Jerman harus membayarkan kompensasi kepada Namibia. “Kami sedang mempersiapkan deklarasi bersama berdasarkan beberapa elemen berikut yaitu kesepakatan soal peristiwa sejarah dan permintaan maaf Jerman atas tindakannya di Namibia,” kata juru bicara Kemenlu Jerman, Sawsan Chebli, Rabu (13/7).

Pernyataan bersama pemerintah Namibia dan Jerman ini akan menjadi dasar sebuah resolusi parlemen, tetapi langkah ini tidak akan dijadikan sebagai landasan tuntutan hukum terhadap Jerman. Kita tahu, Jerman menjajah Namibia, yang dulu disebut dengan nama Afrika Barat Daya dari 1884 hingga 1915.

Pembantaian itu dipicu kemarahan warga suku Herero karena para pemukim asal Jerman mencuri tanah dan ternak mereka serta menculik para perempuan suku itu. Puncaknya, suku Herere mengobarkan perlawanan bersenjata pada Januari 1904 dengan membunuh 123 warga sipil Jerman dalam beberapa hari. Pemberontakan semakin besar setelah suku Nama bergabung untuk melawan Jerman pada 1905.

Pemerintah kolonial membalas revolusi ini dengan kejam dan Jenderal Lothar von Trotha memerintahkan pemusnahan seluruh suku Herero. Setelah ditangkapi dan ditahan, ribuan warga suku Nama dan Herero tewas karena kelaparan dan cuaca buruk di kamp-kamp tawanan. Tentara Jerman lalu memenggal jasad ratusan warga suku Herero dan Nama dan mengirimkan tengkorak mereka ke Jerman untuk dijadikan bahan penelitian ilmiah.

Saat pemberontakan dimulai pada Januari 1904 terdapat 80 ribu orang suku Herero hidup di Namibia. Setelah pemberontakan berakhir, hanya tersisa 15.000 orang warga suku tersebut.

Pada 2011, Jerman mengembalikan puluhan tengkorak warga suku Herero ke pemerintah Namibia. Namun, Jerman bersikukuh tak mau membayar kompensasi dengan alasan sudah memberi bantuan jutaan euro kepada Namibia sejak negeri itu merdeka dari Afrika Selatan pada 1990.(Kompas.com)