Advertorial
Intisari-Online.com – Klasemen akhir perolehan medali SEA Games 2017 sudah beredar.
Indonesia harus pasrah kembali berada di posisi kelima, seperti pada gelaran tahun 2015.
Banyak yang menganggap buruknya raihan tim Indonesia tak lepas dari manajeman olahraga yang buruk.
Salah satu buktinya bisa terlihat pada kasus yang menimpa Eki Febri Ekawati.
Atlet peraih medali emas di cabang tolak peluru tersebut mengeluhkan buruknya birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia.
Melalui akun Instagramnya @ekifebrie, dia mengaku belum menerima uang akomodasi berupa uang makan dan uang penginapan sejak Januari 2017.
Dengan kata lain, Eki yang sudah banjir keringat saat latihan maupun di medan laga masih belum memperoleh haknya selama delapan bulan.
"Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang akomodasi (makan, penginapan, dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal, SEA Games sudah hampir selesai," tulis Eki.
"Bagaimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet? Pemerintah juga harus introspeksi terkait penyebab kenapa Indonesia tidak maksimal di SEA Games sekarang," tulisnya lagi.
Nama Eki sendiri terkenal bukan hanya karena medali emas yang dia peroleh, namun juga air matanya yang mengalir di pipinya saat berada di podium juara.
Eki meraih medali emas setelah mencatat tolakan peluru sejauh 15,39 meter.
Dia unggul 0,06 meter atas atlet Thailand, Areerat Intadis.
Kemenpora meminta maaf
Postingan Eki yang kemudian viral sampai di ‘telinga’ pihak Kemenpora.
Melalui juru bicaranya, Gatot S Dewa Broto, Kemenpora menyatakan permintaan maaf.
"Terkait nasib atlet tolak peluru Eki Febri yang telah mendapat medali emas di SEA Games 2017, kami atas nama Kemenpora menyampaikan apresiasi atas prestasi medali emas yang telah diperolehnya," demikian penjelasan tertulis Gatot S Dewa Broto.
"Namun, kami mohon maaf atas kejadian bahwa yang bersangkutan belum menerima dana akomodasi sejak Januari 2017. Kami tentu saja sangat terkejut dengan kejadian tersebut, dan untuk itu sedang kami telusuri di internal Kemenpora mengapa hal tersebut sampai terjadi."
"Yang lambat progresnya adalah untuk akomodasi, meski sudah ada yang terealisasi tetapi belum seluruhnya," tulis Gatot.
Keterlambatan tersebut, menurut Gatot, tak lepas dari struktur pemecahan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dan perubahan aturan. Hal tersebut berdampak pada keterlambatan pembayaran.
Menpora berjanji memberi sanksi jajarannya
Belakangan, Menpora Imam Nahrawi melalui akun pribadinya, @nahrawi_imam turut memberikan pernayataan mengenai kasus yang menimpa Eki.
"Terima kasih informasinya yang benar-benar membuat saya untuk menindak tegas Assisten Deputi dan Bagian Keuangan yang menangani ini. Karena laporan ke saya selalu baik-baik dan sudah selesai semua," tulis Imam dikutip Kamis, (31/8/2017).
"Saya mohon maaf dan bilamana ada atlet lain yang mengalami hal serupa segera berita tahu saya langsung. Terima kasih," lanjut Imam.