Advertorial

Hati-hati! Lingkungan Kerja yang Buruk Ternyata Berdampak Buruk bagi Kesehatan Anda

Agus Surono

Editor

Memperoleh pekerjaan bukan berarti akhir dari sebuah penderitaan status menganggur sebab ternyata bekerja namun dalam kualitas buruk lebih riskan dibandingkan menganggur.
Memperoleh pekerjaan bukan berarti akhir dari sebuah penderitaan status menganggur sebab ternyata bekerja namun dalam kualitas buruk lebih riskan dibandingkan menganggur.

Intisari-Online.com - Bagaimana Anda menjalani pagi para pekerja? Beberapa ada yang malas berangkat kerja, yang lain bersemangat. Tapi, pernah terpikirkan seberapa besar kita bisa menikmati pekerjaan dan merasa puas dengan pekerjaan itu?

Di AS, menurut survei dari RAND – lembaga nonprofit yang mengkhususkan diri dalam penelitian - hampir dua pertiga pekerja AS mengalami situasi kerja yang jauh dari bayangan mereka.

Lain lagi dengan penelitiaan di Inggris. Ternyata, kondisi kesehatan pekerja yang memperoleh pekerjaan setelah mengganggur bisa menjadi lebih buruk dibandingkan mereka yang mengganggur jika pekerjaan itu tidak sesuai yang diharapkan.

Kedua penelitian itu memberikan wawasan tentang perjuangan angkatan kerja dan dampak negatif kesehatan lingkungan kerja yang buruk terhadap karyawan.

Laporan RAND mencerminkan tanggapan lebih dari 3.000 orang Amerika berusia 25 sampai 71 tahun tentang berbagai pertanyaan mengenai pekerjaan mereka.

(Baca juga:Telah Dibuat, Bilik Masturbasi Pertama di Dunia untuk Para Pekerja Stres)

"Hal yang paling mengejutkan saya adalah seberapa banyak orang mengalami semacam interaksi sosial yang bermusuhan di tempat kerja," kata Nicole Maestas, salah seorang peneliti dan profesor kebijakan perawatan kesehatan di Harvard Medical School.

Laporan tersebut menemukan bahwa satu dari lima pekerja AS memiliki pengalaman seperti itu, dalam beberapa bentuk seperti pelecehan verbal dan pelecehan seksual.

"Bekerja dengan pekerjaan yang buruk tidak baik untuk Anda. Ini tidak baik untuk kesehatan fisik Anda, dan itu tidak baik untuk kesehatan mental Anda. Sayangnya, hampir semua orang mengalaminya," kata Tarani Chandola, penulis utama dari penelitian International Journal of Epidemiology dan profesor sosiologi medis di University of Manchester.

"Tapi ada yang bilang 'Oh, setidaknya Anda punya pekerjaan. Pekerjaan apa pun harus lebih baik daripada tidak memiliki pekerjaan - jadi menganggur pasti merupakan hal terburuk bagi kesehatan Anda.' Ini adalah asumsi yang dibuat orang, tapi tidak banyak orang yang benar-benar menguji asumsi ini. "

Bersama Nan Zhang, juga dari University of Manchester, Chandola memutuskan untuk mengujinya. Mereka mengamati 1.116 orang di Inggris berusia 35 sampai 75 tahun dan menemukan bahwa mereka yang beralih dari pengangguran ke pekerja dengan kerjaan yang membosankan (bad-quality job) memiliki indikator stres biologis yang lebih tinggi daripada mereka yang tetap menganggur.

(Baca juga:Tanaman di Meja Kerja Mengurangi Stres)

Akibat terusan dari hal itu adalah penyakit terkait metabolik atau kardiovaskular, menurut penelitian ini.

Sebaliknya, mereka yang memperoleh pekerjaan yang menyenangkan (good-quality job) memiliki indikator stres terendah yang terlihat dari pengukuran di sistem kardiovaskular, metabolik, dan kekebalan tubuh.

Chandola mengatakan bahwa mereka tidak menemukan perbaikan kesehatan mental baik pada orang-orang yang menganggur atau mereka yang menjalani pekerjaan berkualitas rendah, yang akhirnya mematahkan asumsi bahwa pekerjaan yang buruk lebih baik daripada tidak melakukan pekerjaan.

Kaplan dari George Mason University mengatakan, "Akan lebih baik jika mereka mampu mengumpulkan data mengenai hasil kesehatan secara objektif." Karena penelitian tersebut menunjukkan bahwa penanda biologis adalah indikator penyakit yang mungkin diderita, sangat bagus jika ada laporan lanjutan mengenai hasil kesehatan, katanya. Tapi secara keseluruhan, menurutnya penelitian ini memberikan sudut pandang baru yang cerdik mengenai efek pekerjaan yang membosankan (bad-quality).

Pekerja yang tidak memiliki fleksibilitas dalam jadwal mereka cenderung memiliki indikator stres lebih banyak, kata Chandola. Dalam studi berikutnya, dia ingin mempelajari lebih dalam tentang dampak fleksibilitas pada angkatan kerja.

(Baca juga:Stres karena Pekerjaan? Olahraga dan Tidur Lebih Banyak!)

Jadi, mengatasi pengangguran tak semata-mata mereka mendapatkan pekerjaan pada akhirnya, "Tapi pekerjaan itu juga berkualitas baik," katanya.

"Saya berpikir bahwa dimensi fleksibilitas benar-benar penting karena tidak banyak tempat kerja yang memungkinkan fleksibilitas dan pekerja dapat menjadwalkan jam kerja mereka sendiri. Tetapi, ini adalah salah satu cara orang dapat mengurangi tingkat stres mereka di tempat kerja."

Artikel Terkait