Intisari-Online.com - Sebuah penelitian mengungkapkan, anak-anak yang ayahnya pengangguran berpotensi menjadi anak yang "gagal" karena kehilangan panutan. Dan hal itu mempengaruhi kebahagiaan serta kesejahteraan mereka.
Departemen Kesehatan di Inggris mengatakan, anak-anak butuh sosok yang rutin pergi kerja sekaligus memiliki waktu untuk anak-anak. Orangtua yang jadi pengangguran bahayakan harga diri anak, karena akan mengikisnya.
Dalam laporan tersebut juga dikatakan, "Ada bukti bahwa anak yang orangtuanya pengangguran berpotensi memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dalam jangka panjang."
"Jika seorang ayah menganggur, bahkan sempat kembali bekerja, hal ini dapat mempengaruhi kebahagiaan dan harga diri anak di masa mendatang."
Sebuah laporan oleh TUC mengungkapkan bahwa perempuan lebih banyak bekerja. Kini, 2.278.000 perempuan bekerja, jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu. Dan 72% dari mereka berusia lebih dari 50 tahun.
Bekerja memang menjadi penyebab stres bagi banyak orang. Namun dengan bekerja, seseorang memiliki hidup yang lebih sehat dibandingkan dengan seorang pengangguran.
Mereka yang bekerja cenderung lebih jarang di rawat di rumah sakit, jarang menderita gangguan mental, dan lebih panjang umur. Pada intinya, memiliki pekerjaan sangat penting untuk kesejahteraan jiwa dan raga.
Karena dengan bekerja, kita punya tujuan hidup, punya kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, dan punya banyak teman. (Daily Mail)