(Baca juga: Tanpa Operasi, Kanker Prostat Kini dapat Disembuhkan Lewat Gelombang Suara Mirip Proses USG)
Di Indonesia sendiri, data dari Kementerian Republik Indonesia pada 2013 menyatakan, perkiraan angka kejadian kanker prostat adalah 0,2 persen atau 25.012 penderita.
Gangguan prostat memang lebih sering terjadi pada laki-laki berusia di atas 50 tahun. Namun faktanya, pria 40 tahun seperti Stiller juga bisa mengalaminya.
Tidak menutup kemungkinan laki-laki yang lebih muda dari Stiller, alis di bawah 40-an tahu, juga dapat terserang gangguan prostat.
Perlu ditegaskan, gangguan prostat tidak selamanya kanker. Gangguan prostat banyak jenisnya. Paling banyak terjadi adalah pembesaran kelenjar prostat jinak (PPJ) atau benign prostatic hyperplasia (BPH).
Kondisi ini terjadi gara-gara adanya perubahan hormon seiring pertahan usia. Sebaliknya jika pembesaran kelenjar prostat bersifat ganas baru dikatakan sebagai kanker prostat.
Tanda paling sederhan yang dapat dikenali untuk mendeteksi PPJ adalah kebiasaan buang air kecil seseorang: air kencingnya lemah dan putus-putus.
Ada pula keadaan seseorang harus mengejan saat kencing karena air seni tidak keluar, padahal rasanya sudah kebelet pipis.
Pada kasus PPJ parah, air kencing malah tidak keluar sama sekali. Jika kondisi ini sering terjadi terutama di malam hari, maka perlu dilakukan pemeriksaan ke dokter. Semakin cepat, semakin baik. Apalagi PPJ jika dibiarkan dapat berubah menjadi kanker prostat.
(Baca juga: Ingin Sperma Bergerak Lincah dan Istri Bisa Hamil? Penuhi Diri dengan Vitamin dan Mineral Ini!)
Dalam tubuh laki-laki, prostat memegang peranan yang krusial, yakni penghasil nutrisi bagi sperma.
“Salah satunya adalah prostat glandin yang berguna untuk ereksi, ejakulasi, dan menyalurkan sperma,” ujar Gideon F.P, Sp.U di Jakarta.
Kelenjar sebesar buah kenari yang terletak di bawah kantung kencing itu umumnya berukuran sektiar 20 gram, itu bagi laki-laki normal.
Dari sini terungkap, prostat juga berperan dalam urusan seksualitas seorang laki-laki.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR